Daininki Idol na Classmate ni Natsukareta, Isshou Hatarakitakunai Ore Volume 1 Chapter 8

 

Chapter 8: Uang = Kekuasaan (Bagian 5)


"Hei, jangan terlihat muram, nikmatilah makananmu. Aku membuat pasta hari ini."  (Rintaro)

 "Semacam spageti?"  (Rei)

 "Iya, dengan saus daging tomat. Kamu bisa menaburkan keju parut di atasnya jika kamu mau."  (Rintaro)

 Pasta dengan saus merah diletakkan di depan Rei.

 Sausnya sendiri cukup sederhana, hanya mencampur rebusan tomat kalengan dengan saus daging cincang, meskipun sangat sederhana, tetapi rasanya cukup enak.

 Aku berencana menggunakan saus sisa ini untuk membuat Doria besok malam.

 Aku akan mengoleskan sausnya di atas nasi, menaburkannya dengan keju, dan memanggangnya di oven.

 Jangan berpikir aku mengambil jalan pintas.  Kecerdasan semacam ini adalah rahasia untuk menjadi suami rumah tangga yang tinggal di rumah.
  
 "Bolehkah aku menaruh banyak saus di atasnya?"  (Rei)
 
 "Ya, kamu boleh. Toh belanjaan ini juga dari uangmu."  (Rintaro)

 "Baiklah."  (Rei)

 Rei, tampak yakin, dan dia menaburkan banyak parutan keju di atas pastanya.

 Ketika seluruh saus berubah menjadi berwarna keputuhan, dia kemudian menggulungnya dari tepi dan membawanya ke mulutnya.

 "!! Lezat."  (Rei)

 "Kamu benar-benar memiliki reaksi yang menyenangkan bagi pembuatnya. Aku punya beberapa lagi, beri tahu aku jika kamu ingin tambah lagi."  (Rintaro)

 "Aku ingin tambah lagi."  (Rei)

 "Kamu ini benar-benar pemakan cepat, ya."  (Rintaro)

 Setelah menambahkan sedetik untuk Rei, aku mengambil porsiku sendiri.

 Aku tidak melakukan sesuatu yang terlalu istimewa, tetapi itu sudah cukup bagiku untuk membuatnya merasa nyaman berada di rumahku.

 Setelah kami berdua selesai makan dalam waktu singkat, aku mengalihkan perhatianku ke TV, yang dibiarkan menyala.

 "Sungguh... Dia memang idola yang sangat populer, ya?"  (Rintaro)

 Tanpa sadar aku bergumam pada diriku sendiri saat melihat tiga anggota MilleSta di layar.

 Acara musik, variety show, acara berita, iklan aku bisa melihat mereka semua dalam acara itu dalam beberapa minggu ini.  Mereka sangat sibuk, namun mereka masih bisa mengikuti kehadiran mereka dan bersekolah.

 Sekali lagi, aku mengalihkan perhatianku ke makhluk luar biasa yaitu Otosaki Rei.  Dan ketika saya melihat jejak saus daging di sudut mulutnya, aku menghela nafas.

 "......Rei, diamlah sebentar."  (Rintaro)

 "Apa? ...... Mmm."  (Rei)

 Aku mengambil tisu basah dan menyeka mulutnya.

 Aku merasa Rei seperti anakku sendiri saat aku sedang membersihkan mulutnya.

 "Terima kasih. Tapi ini sedikit memalukan."  (Rei)

 "Kalau begitu lain kali berhati-hatilah....... Otosaki Rei yang berada di depanku terlihat seperti orang yang berbeda dari yang ada di TV."  (Rintaro)

 "Mm, bukan orang yang berbeda. Hanya saja dia memiliki kepribadian yang baik."  (Rei)

 "Tapi imejnya yang berada di sekolah juga seorang idol, bukan? Maaf jika aku terlalu percaya diri, tapi aku merasa dia hanya orang yang ceroboh saat berada di rumah ini."  (Rintaro)

 "Itu benar. Aku hanya mematikan tombol idolku ketika aku berada di sini dan ketika akunsedang bersama anggota MilleSta lainnya. Selain itu, aku harus selalu menjadi Idol. Ketika aku di sekolah, ketika aku berjalan di luar, bahkan saat liburan, seseorang selalu mengawasiku. Karena imej itu penting."  (Rei)

 Aku paham, ternyata dia orang yang seperti itu.

 Jika orang lain melihatnya acak-acakan di luar, itu secara langsung akan memengaruhi citra dirinya dan MilleSta.

 Dia kelihatannya menjalani kehidupan yang seperti biasa, tetapi pada kenyataannya, dia selalu waspada.

 "......Bagus sekali. Aku menghormati itu."  (Rintaro)
 
 "Demikian juga. Aku tidak akan pernah bisa melakukan apa yang Rintaro lakukan."  (Rei)

 "Itu karena kamu sibuk, kan? Jika kamu punya banyak luang, maka kamu juga bisa melakukan hal yang sama sepertiku."  (Rintaro)

 "Tidak. Jika cuma memasak makanan aku mungkin bisa melakukannya, tapi Rintaro melakukan lebih dari itu, kamu sangatlah memperhatikan hal-hal sampai detail."  (Rintaro)

 Rei mengambil cangkir kopi yang kubawakan untuknya.

 Dia meminumnya dan kemudian menghembuskan nafas.

 "Seperti kopi ini contohnya. Kamu mengetahui kesukaanku bahkan aku tidak perlu lagi meminta kepadamu untuk membuat seperti yang aku inginkan."  (Rei)

 "B-begitu, ya."  (Rintaro)

 "Kamu masih ingat makanan dan minuman apa yang aku suka, dan selalu membuatkannya untukku. Jika seragamku kusut, kamu akan menyetrikanya sebelum aku menyadarinya, dan kamu akan selalu memastikan apakah aku kehabisa sampo dan sabun mandi untukku atau tidak."  (Rei)

 "...... Bukankah itu memang wajar?"  (Rintaro)

 "Sama sekali tidak. Setidaknya, aku tidak ingin kamu untuk melakukan hal sampai sedetai itu."  (Rei)

 "Bukan begitu...." (Rintaro)

 Aku sedikit malu dengan pujian itu, tetapi aku juga bingung karena dia tidak benar-benar memikirkan apa yang dia lakukan.

 Bukannya aku mencoba untuk memperhatikan.  Aku secara alami berpikir bahwa dia akan senang jika aku melakukan ini——.

 Ah, jadi ini yang dia maksud dengan perhatian.

 "Tapi itu tidak terlalu sulit atau apa...." (Rintaro)

 "Aku yakin itu wajar untukmu. Bahkan bagiku, menjadi idola itu sulit, tapi juga tidak sulit."  (Rei)

 "Hee... Kurasa memang begitu."  (Rintaro)

 "Iya itu."  (Rei)

 Aku merasa dapat bekerja sebanyak yang aku inginkan hanya karena Rei terlihat nyaman.

 Mengetahui bahwa apa yang aku lakukan bermanfaat bagi orang lain adalah hal yang membuatku tetap terus termotivasi.

 Awalnya, aku menerimanya dengan tenang, tapi sejujurnya, aku bahkan tidak membutuhkan uang itu lagi——.

 "Ah, Rintaro. Aku punya sedikit permintaan untukmu besok."  (Rei)

 "Hm? Apa itu?"  (Rintaro)

 "Besok tidak ada sekolah, jadi aku akan mengambil latihan di pagi hari. Jadi aku ingin kamu membuatkanku tiga porsi kotak makan siang untuk dibawa ke tempat latihanku."  (Rei)

 "Tiga porsi⁉ Berapa banyak makanan yang akan kamu makan ......" (Rintaro)

 "Tidak, tidak untukku. Tidak peduli berapa banyak aku makan, aku tidak serakus, kok."  (Rei)

 "Itu tidak terlalu meyakinkan. Jadi mengapa kamu ingin aku buatkan tiga porsi?"  (Rintaro)

 "Aku memberi tahu dua anggota MilleSta lainnya tentang Rintaro. Mereka bertanya apakah mereka juga bisa mencoba masakanmu."  (Rei)

 "K-kau memberitahu mereka tentangku!? Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak pernah mengatakan apapun tentangku kepada orang luar, kan?"  (Rintaro)

 "Mereka bukan orang luar bagiku. Dan aku juga sangat memercayai mereka. Jadi aku rasa tidak apa-apa."  (Rei)

 "Jika kamu berkata begitu, maka ...... aku akan mempercayainya."  (Rintaro)

 Skandal Rei juga dapat mempengaruhi anggota MilleSta lainnya. Aku yakin dia tidak akan memberi tahu siapa pun tentang masalah ini, tetapi aku masih berpikir dia perlu melatih keterampilan manajemen yang krisisnya di masa depan.

 "Aku tidak masalah memasak untuk tiga orang. Umm, Kanon dan Mia ya? Aku tidak tahu apa yang mereka sukai, jadi akan membuatkannya seperti dengan milik Rei. Tidak apa-apa denganmu, kan?"  (Rintaro)

 "Yup. Sangat sedikit makanan yang merek tidak sukai, jadi aku yakin mereka akan menikmati apapun yang kamu buat."  (Rei)

 "Aku mengerti. Maka itu akan membuatku lebih mudah kalau begitu."  (Rintaro)

 Ini mungkin hal yang buruk untuk dikatakan, tetapi bagiku, memasak lebih banyak atau lebih sedikit bukanlah hal yang merepotkan.  Bukan karena mengubah jumlah pekerjaan, hanya saja, aku merasa mendapatkan kepuasan lebih dari memasak untuk empat orang daripada hanya dua orang dengan jumlah usaha yang sama.

 "Tapi karena itu mendadak, aku mungki tidak akan membuat sesuatu yang hebat....... Ini adalah kesempatan bagus, maka aku harus membuatnya sangat pagi agar menjadi sangat enak."  (Rintaro)
 
 "Kalau begitu, aku punya saran."  (Rei)

 "Apa itu?"  (Rintaro)

 "Akan lebih baik jika Rintaro datang untuk mengantarkannya sendiri sekitar tengah hari. Dengan begitu, kamu akan punya lebih banyak waktu."  (Rei)

 "Aku? Tidak, aku tidak tahu wajah seperti apa yang harus aku buat ketika aku membawanya ke sana ......" (Rintaro)

 "Jangan khawatir. Besok adalah hari latihan pribadi, jadi hanya kami yang ada di studio sewaan. Dan mereka berdua juga ingin melihat Rintaro. Tentu saja, jika kamu tidak mau, kamu tidak perlu melakukannya."  (Rei)

 "Mmm......" (Rintaro)

 Haruskah aku melihat ini sebagai masalah atau sebagai peluang?

 Selain Rei, yang berada di kelasku, dua lainnya adalah orang yang hanya bisa kutemui melalui layar TV.  Diminta untuk bertemu orang-orang seperti itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah terjadi dalam kehidupan normal.

 Pertama-tama, sebagai pengasuh Rei, mungkin perlu untuk menyapa mereka terlebih dahulu.

 Untungnya, ini terjadi setelah tenggat waktu dan Yuuki-sensei masih bekerja di waktu luangnya.  Jadi, pekerjaan paruh waktuku akan dimulai minggu depan.

 "'...... Aku mengerti. Aku tidak bisa membiarkan teman-teman Rei makan makananku yang setengah-setengah. Beri tahu aku di mana tempatnya. Aku akan mengantarkannya setelah jam dua belas."  (Rintaro)

 "Terima kasih. Aku yakin mereka akan senang."  (Rei)

 "Kuharap begitu...." (Rintaro)

 Aku hanyalah seorang murid sekolah menengah biasa.  Dan Sebagai perbandingan, orang yang akan aku temui adalah seorang idol nasional.

 Sulit bagiku untuk percaya bahwa sekelompok orang terkenal ingin memakan makanan buatanku, karena biasanya aku adalah orang yang kurang percaya diri.  Tapi aku tidak berpikir Rei berbohong kepadaku-Hmm.

 (Yah, mari kita tidak membahas detailnya. Yang harus aku lakukan hanyalah memasak dan mengantarkan makanan.)

 Jangan mengharapkan apa pun yang belum terjadi, lakukan saja apa yang dia minta untukmu lakukan.

 ......Apakah aku boleh untuk meminta tanda tangannya?  Itu boleh, kan?

~•~


Sebelumnya|Semua|Selanjutnya

Dukung Kami

Related Posts