Daininki Idol na Classmate ni Natsukareta, Isshou Hatarakitakunai Ore Volume 1 Chapter 9


Chapter 9:  Millefeuille Stars (Bagian 1) 


"Apakah di sini....." (Rintaro)

 Aku menatap gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di depanku.

 Ini adalah gedung Fantasista Entertainment, milik Rei. Aku belum pernah ke tempat seperti ini, jadi aku sedikit gugup bahkan sebelum aku masuk ke dalam.

 Yah, tidak ada yang akan terjadi jika aku masuk di sini.

 Aku menghela napas dalam-dalam dan melangkah ke dalam gedung.

 "Um, permisi."  (Rintaro)

 "Ya, apa yang bisa saya bantu untuk anda?" (Resepsionis) 

 "Aku Shidou, dan aku punya janji dengan Otosaki dari Millefeuille Stars pada pukul dua belas. Bisakah Anda menghubungkannya?"  (Rintaro)

 "......Tolong tunggu sebentar." (Resepsionis) 

 Resepsionis menyuruhku menunggu di sini sebentar setelah aku menyebutkan nama Otosaki Rei padanya.

 Seorang anak SMA tiba-tiba menyebutkan namanya, yang membuatnya menatapku dengan sedikit bingung, tapi mau bagaimana lagi.

 Kemudian sekitar dua menit kemudian.  Begitu lift turun ke lantai pertama, Rei muncul, mengenakan pakaian yang nyaman.

 "Maaf membuatmu menunggu. Di dalam sedikit rumit, jadi aku akan memandumu."  (Rei)

 "O-ou......" (Rintaro)

 "Hm, ada apa?"  (Rei)

 "Tidak...... Aku hanya berpikir suasanamu berbeda dari biasanya."  (Rintaro)

 "Apakah begitu?"  (Rei)

 Rambutnya yang biasanya digerai saat ini diikat ke belakang dengan gaya ponytail, memberikan kesan sporty yang samar-samar.  Dia mengenakan kaus hitam tanpa lengan dengan celana pendek putih di bawahnya, memperlihatkan paha bersih Rei.

 "Hei, tidak bisakah aku menyerahkan makan siang ini kepadamu dan langsung pergi?"  (Rintaro)

 "Tidak. Mereka berdua sudah tidak sabar untuk bertemu denganmu."  (Rei)

 "Haa..., kenapa harus aku?"  (Rintaro)

 "Ayo."  Mengikuti kata-katanya, aku masuk ke lift dengan tangannya menarikku.  Kami naik sekitar sepuluh lantai dan tiba di koridor yang panjang.  Koridor itu diisi dengan beberapa kamar, dan masing-masing memiliki nomor sendiri.

 "Apakah ini semuanya studio?"  (Rintaro)

 "Ya. Kami memiliki banyak studio di kantor karena kami juga memiliki banyak artis musik."  (Rei)

 "Itu pasti membutuhkan banyak uang....." (Rintaro)

 "Gedung ini baru saja dibangun kembali sekitar lima tahun yang lalu. Bagaimanapun juga, kantor besar memang luar biasa."  (Rei)

 Rei berjalan menyusuri koridor tanpa ragu-ragu dan kemudian berbelok di sebuah tikungan.  Di ujung koridor ada pintu kokoh menuju ruangan kedap suara.  Atau lebih tepatnya, sepertinya semua pintu yang ada sampai saat ini semuanya kedap suara.

 "Masuk."  (Rei)

 Rei perlahan membuka pintu yang tampak berat dan membawaku ke studio.

 Begitu masuk, aku bisa melihat cermin dan speaker besar terpampang di seluruh dinding.

 Kemudian, bersandar di dinding studio――――Aku bisa melihat dua orang sedang mengobrol.

 Ketika aku masuk, mereka memperhatikanku dan mereka mengalihkan pandangan penasaran mereka kepadaku. 

 "Selamat datang kembali, Rei. Apakah dia "Rintaro" -kun yang kamu bicarakan?"

 "Ya. Dia membawakan kita makan siang."  (Rei)

 "Errr, maafkan aku, karena aku egois."
[TL/N: Yang kiri Kanon dan yang kanan Mia]

 Yang menggaruk-garuk kepalanya saat dia meminta maaf adalah Kanon, orang yang bisa dikatakan bertanggung jawab atas energi MilleSta.

 Kuncir kembar merahnya adalah ciri khasnya, dan meskipun aku tahu dia seumuran denganku, dia terlihat sedikit lebih muda.

 Dia terlihat berbeda jika dibandingkan dengan anggota lain yang berdiri di sampingnya.

"Maaf atas masalah ini, "Rintaro"-kun.  Tapi mau tak mau aku bertanya-tanya pria seperti apa yang disukai Rei. Aku harap kamu tidak terganggu."

 Ini adalah anggota ketiga dari MilleSta, Mia.

 Dia memiliki kecantikan yang keren―――dan jika dia menjadi aktor maka bukan sebagai tuan putri tapi seperti pangeran.

 Dia juga kadang-kadang disebut sebagai Pangeran.  Wajahnya lebih cantik daripada imut.  Jika dia berdandan sebagai pria, dia akan membuat pria iri dengan ketampanannya.

 Tapi itu hanya wajahnya saja, sedangkan tubuhnya sama feminimnya dengan Rei.

 "Aah, tidak. Saya tidak pernah berpikir bahwa masakanku akan dimakan oleh ketiga anggota MilleSta, saya ini penggemar berat kalian, jadi saya sangat senang. Ini tidak merepotkan.  "  (Rintaro)

 ""......""

 "......Hah?"  (Rintaro)

 Aku memasang senyum ramah dan memasang suara pria terbaikku, tetapi mereka berdua memiliki ekspresi bingung di wajah mereka.

  Apakah aku melewatkan sesuatu? Merasa kebingungan, aku melirik Rei. 

 "Ah, aku sudah memberitahu mereka banyak tentang Rintaro. Seperti bagaimana kamu memiliki lidah yang tajam dan bagaimana kamu seperti serigala berbulu domba."  (Rei)

 "Katakan dulu! Aku sudah susah-susah mengarangnya!"  (Rintaro)

 Jadi, keduanya sudah tahu bagaimana diriku biasanya. 

 Sial, meskipun aku sudah berusaha bertahan dengan karakter pria yang baik.

 "Pfft......Ahahaha! Aku tahu itu, kamu memang selucu yang aku pikirkan! Rintaro!"

 "Tsk, terserah. Kamu, kamu terlalu akrab memanggilku dengan Rintaro. Kita bahkan bukan teman."  (Rintaro)

 "Tidak apa-apa, kan. Jika kamu memang seorang penggemar, maka kamu akan melompat kegirangan, kan." (Kanon) 

 "Aku bukan seorang penggemar."  (Rintaro)

 "Huuuhh⁉ Bukan hanya kamu berbohong tentang sikapmu, tapi tentang kata-katamu juga!?" (Kanon) 

 "Itu benar. Hanya karena kamu seorang idol nasional, jangan berpikir bahwa semua orang adalah penggemarmu."  (Rintaro)

 "Apa itu? Maksudku, Rei hanya memberitahuku nama aslimu! Dan kau tidak tahu apa-apa selain nama asli kita!" (Kanon) 

 "......Itu memang benar."  (Rintaro)

 Aku hanya tahu Kanon dan Mia dengan nama panggung mereka.  Rei adalah satu-satunya yang tahu nama asli mereka.

 "Jadi, itu sebabnya ini bukan salahku." (Kanon) 

 "Kamu mungkin benar, tapi......sikapmu menyebalkan."  (Rintaro)

 "Bagaimana kamu bisa memperlakukan seorang selebriti dengan sikap seperti itu!? Kamu luar biasa, ya!?" (Kanon) 

 "Untuk kali ini, aku mempunyai hak di atas kalian. Aku memiliki hak untuk melakukan apa pun yang aku inginkan dengan kotak makan siang ini."  (Rintaro)

 Aku mengayunkan kotak makan siang yang kubawa di depan Kanon.  Kemudian suara gemuruh keras datang dari perutnya, dan matanya mulai berputar-putar seolah-olah matanya terkunci pada kotak makan siang.

 "Yah, sepertinya kamu memang sangat lapar. Kamu bisa memakannya jika kamu sangat menginginkannya."  (Rintaro)

 "Kamu jahat!"  (Kanon)

 "Katakan apa yang kamu inginkan! Yah, karena aku memiliki kontrak dengan Rei, aku tidak punya pilihan selain memberikan ini padamu."  (Rintaro)

 "Apa-apaan kamu⁉" (Kanon)

 Hmmm... Kurasa Kanon adalah tipe yang lebih menarik untuk diolok-olok daripada yang kukira.

 Aku meletakkan kotak makan siang yang terbungkus di depannya dan membukanya untuk menunjukkan bagian dalamnya.  Kemudian, ekspresi Kanon, yang selama ini kesal, berubah, dan pada saat yang sama, Mia, yang ada di sebelahnya, mengeluarkan suara kekaguman.

 "Heh, keterampilan memasakmu bahkan lebih baik dari yang pernah kudengar. Apakah kamu sudah membuat makanan yang begitu rumit untuk kami?"  (Mia)

 "Itu benar. Aku tidak ingin Rei berpikir bahwa makanan yang biasanya aku berikan padanya tidak terlalu enak, jadi aku lebih berusaha keras untuk membuatnya."  (Rintaro)

 Selain steak hamburger rebus, ayam goreng, dan daging lainnya, kotak makan siang itu juga berisi salad kentang dan asparagus yang dibungkus dengan bacon.  Steak hamburger rebus, tentu saja, terbuat dari daging cincang, dan ayam goreng dibuat dari ayam yang direndam semalaman dalam saus yang terbuat dari kecap dan bawang putih.

 Aku tidak bisa mempermalukan Rei, dan aku sadar bahwa aku sudah membuatnya dengan sangat serius.

 "Apa...... Ini bohong bukan? Rebusan hamburger ini juga buatanmu sendiri?"  (Kanon)

 "Tentu saja. Aku tidak akan menggunakan paket retort atau makanan beku saat membuat kotak makan siang Rei. Dan juga, aku tidak akan mengambil jalan pintas hanya karena aku harus memasak lebih banyak porsi."  (Rintaro)

 "Haa, entah bagaimana...... aku benar-benar merasa kalah."  (Kannon)

 Terlepas dari keheranan Kanon, aku kemudian mengambil salah satu dari tiga kotak makan siang yang aku buat dan memberikannya kepada Rei.

 "Ayo, kamu juga―――― Ada apa?"  (Rintaro)

 "...... Tidak ada yang khusus."  (Rei)

 Rei membuang muka, dan terlihat agak murung.

 Aku bertanya apakah dia tidak menyukai isi kotak makan siang ini, tetapi dia menggelengkan kepalanya sebagai tanggapan.

 "Tidak. Bukan itu."  (Rei)

 "Lalu apa?"  (Rintaro)

 "Meskipun ini adalah pertama kalinya kalian berdua bertemu, tapi kamu dan Kanon tampaknya sudah akur."  (Rei)

 Aku dan Kanon akur?  Aku ingin tahu apakah matanya rusak.

 "Ya ampun? Hmm...... Rei cemburu karena sahabatnya, Kanon-chan, bergaul dengannya. Atau karena dia pria kesayangan!"  (Kanon)

 "Ada itu juga, dan aku juga cemburu dengan kenyataan bahwa Rintaro tiba-tiba cocok denganmu. Jadi keduanya."  (Rei)

 "......Kamu sangat jujur, sungguh."  (Kanon)

 Kanon yang sebelumnya memberikan tatapan yang menggoda, tetapi sekarang dia memiliki ekspresi tercengang di wajahnya.

 Aku sudah mengenal Rei untuk sementara waktu, dan dia sangat jujur ​​​​pada tingkat yang tidak sering aku lihat seperti saat ini, dan dia tidak takut untuk mengungkapkan pikirannya. Aku selalu berpikir bahwa kecemburuan adalah sesuatu yang sulit untuk dibicarakan, tetapi tampaknya berbeda untuknya.

 "Wah, senangnya punya banyak teman, kan? Aku juga senang punya teman baru, Rintaro-kun."  (Mia)

 "Kalian......bukankah kamu sedikit terlalu ceroboh? Aku hanya pria biasa, jadi jangan sembarangan menyebutku teman....... Lihat, ada sesuatu, kan."  (Rintaro)

 "Oh? Apakah kamu tidak suka dipanggil sebagai teman?"  (Mia)

 "Tidak, bukannya aku tidak menyukainya....... Tapi kenapa kau tidak memanggil kita ini kenalan saja?"  (Rintaro)

 "Jika kamu tidak suka, lalu aku harus memanggilmu dengan apa? Memang, saat ini kita mungkin masih berada di level kenalan, tetapi aku berencana untuk menjadi teman dekat pada akhirnya, jadi aku tidak mengatakan sesuatu yang salah."  (Mia)

 "Itu benar――――eh, apa yang kamu maksud dengan" teman dekat "?"  (Rintaro)

 "Mendalam sangat dalam. Aku akan menyerahkan itu kepadamu untuk menafsirkannya."  (Mia)

 "...... Aku mungkin, sangat tidak cocok denganmu."  (Rintaro)

 "Aku rasa aku sangat menyukai kejujuranmu. Aku berharap dapat bekerja sama denganmu."  (Mia)

 "Mengenai apakah aku menantikannya atau tidak... yah, aku akan melakukan yang terbaik."  (Rintaro)

 Seolah puas dengan jawabanku sampai batas tertentu, Mia tersenyum bahagia. 

 Aku merasa seperti dia baru saja melihat orang yang konyol.  Dia mungkin lebih merepotkan daripada Rei.  Aku tidak akan mengatakan bahwa dia ini cedik atau licik, tetapi dia terlihat seperti kebakikan dari diriku.

  "Aku salah menilai kemampuan komunikasi Rintaro. Aku tidak menyangka kalian berdua bisa akrab secepat ini."  (Rei)

 "Akur......? Jika itu yang benar-benar kamu lihat, maka matamu pasti rusak parah."  (Rintaro)

 Ketika aku datang ke sini, aku mengerti dengan baik.

 Termasuk Rei, ketiga MilleSta, hidup di dunia yang berbeda dari diriku.

 Apakah ini yang disebut kepekaan?  Bukannya kami tidak cocok, tetapi jika kau bertanya apakah ada kesamaan antara kita, mungkin aku akan menjawabnya tidak.

~•~


Sebelumnya|Semua|Selanjutnya

Dukung Kami

Related Posts