Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara, Otonari ni Sumu Bishoujo Ryuugakusei ga Ie ni Asobi ni Kuru You ni Natta Ken Nitsuite Volume 1 Chapter 15

Chapter 15: Perasaan Charlotte


 Aku membaringkan Emma di atas futon, dan mengingat kembali apa saja yang terjadi hari ini.

 Sejujurnya aku cukup cemas tentang hari pertamaku saat belajar di luar negeri, tetapi ternyata teman-teman sekelasku sangat perhatian dan baik hati kepadaku.

 Mata anak laki-laki agak menakutkan, tapi itu juga sama di sekolahku sebelumnya di Inggris, jadi lebih baik tidak usah khawatir.  Semua orang menerimaku dengan tangan terbuka, jadi aku yakin aku bisa memiliki kehidupan sekolah yang menyenangkan untuk dijalani.

 Tetapi, ketika aku sampai di apartemenku, aku tidak dapat menemukan adik perempuanku, yang seharusnya menungguku pulang dari sekolah.

 Tidak, aku sudah menyadari kejanggalan situasi ketika pintu yang sudah aku yakini aku kunci sebelum berangkat ke sekolah tiba-tiba tidak terkunci.

 Begitu aku memahami situasinya, seluruh tubuhku menjadi membeku, tetapi aku tidak putus asa dan segera lari mencari adik perempuanku walau tidak tahu tujuannya. 

 Ketika aku akhirnya melihat adik perempuanku yang tertidur dengan nyaman di sekolahanku, aku merasa lega sampai pada titik di mana aku kehilangan kekuatan untuk berdiri. 

 Aoyagi, yang tinggal di sebelah apartemenku, menyelamatkan Emma. Tiba-tiba, aku teringat percakapanku dengan Hanazawa-sensei tepat setelah aku pindah ke sini dari sekolahku sebelumnya.

 ◆

 “—Sepertinya aku pernah melihat alamat yang mirip dengan ini di suatu tempat sebelumnya, apakah ini apartemen yang sama dengan Aoyagi?” (Miyu-Sensei) 

 Hanazawa-sensei, yang melihat alamatku di dokumen, bergumam pelan. Aku sering diberi tahu oleh orang lain bahwa aku memiliki pendengar yang baik dan akhirnya secara tidak sengaja mendengarkan gumaman orang lain.

 “Aoyagi-san?” (Charlotte) 

 “Oh, apakah kamu mendengarku? Dia anak laki-laki yang berada di kelasku… Dan dia adalah murid yang paling bermasalah di seluruh sekolah.” (Miyu-Sensei) 

 "M-Murid yang paling bermasalah?" (Charlotte) 

 Apa?  Sepertinya aku pindah di sebelah orang yang mengerikan. 

 “Hanazawa-sensei!  Tolong jangan menggoda murid pindahan itu!  Bennett-san, Aoyagi-kun adalah siswa teladan terbaik di sekolah kita, oke?”

 Sementara aku ketakutan pada informasi yang tak terduga ini, seorang guru wanita muda yang duduk di sebelah Hanazawa-sensei buru-buru menjelaskan kepadaku.

 Hanazawa-sensei cukup kejam untuk mengerjaiku meskipun ini pertama kalinya kami bertemu secara langsung. Tanpa aku sadari, aku ingin menggembungkan pipiku sebagai protes.

 “Dalam arti tertentu, dia adalah anak bermasalah nomor satu…” (Miyu-Sensei) 

 Untuk sesaat, Hanazawa-sensei memasang ekspresi tidak tertarik di wajahnya. Aku mungkin satu-satunya orang yang bisa mendengar gumamannya saat ini.  Aku sedikit khawatir untuk menanyakan kepada Sensei tentang dia karena aku yakin ada sesuatu yang terjadi dengannya. 

 "Orang macam apa Aoyagi-kun itu?" (Charlotte) 

 Pada akhirnya, aku tidak bisa menahan diri untuk bertanya padanya.

 Jika Aoyagi-kun adalah siswa di kelas Hanazawa-sensei, maka itu akan menjadikannya teman sekelasku juga. Itu wajar untuk penasaran mendengar tentang seseorang dari kelas yang sama denganmu.

 Apalagi apartemen kami teanggaan. Itu tidak akan bisa dihindari bagi kita untuk terlibat satu sama lain.  Apalagi aku bersama Emma, ​​jadi aku pikir akan bermanfaat bagiku untuk mengetahuinya.

 “Yah, dia adalah orang yang sangat berbakat. Juga, dia adalah siswa terbaik di sekolah ini dalam hal akademis." (Miyu-Sensei) 

 "Orang yang 'cerdas', bukan 'jenius'?" (Charlotte) 

 “Oh, itu perspektif yang bagus. Ya, dia cukup cerdas, tapi tidak jenius.” (Miyu-Sensei) 

 Hanazawa-sensei menatapku seolah dia sedang melihat sesuatu yang menarik. Aku tidak berpikir aku mengatakan sesuatu yang menarik.

 Aku pikir orang yang cerdas adalah seseorang yang berusaha keras. Aku memiliki kesan yang cukup positif tentang dia sekarang.

 “Hei Bennett, ini kesempatan yang bagus. Jika kamu memiliki beberapa masalah, kamu bisa mengandalkan Aoyagi.” (Miyu-Sensei) 

 “Eh, tapi—” (Charlotte) 

 “Tidak usah khawatir. Dia memang sedikit aneh, tetapi jika dia melihat seseorang dalam masalah, dia tidak akan pernah mengabaikannya.” (Miyu-Sensei) 

 Ini aneh.  Meskipun dia memanggilnya 'anak bermasalah', kelihatannya Hanazawa-sensei sangat mempercayai Aoyagi. Sekarang aku menjadi lebih penasaran dengan kepribadian orang ini.

 "Aku paham. Jika sesuatu terjadi, aku akan mengandalkan Aoyagi-kun.” (Charlotte) 

 “Baiklah. Oh, satu hal lagi. Kamu jangan langsung percaya pada kata-kata Aoyagi.” (Miyu-Sensei) 

 Sekali lagi, Hanazawa-sensei mengatakan sesuatu yang aneh.  Bukankah itu berarti Aoyagi-kun pembohong?  Hanazawa-sensei tersenyum kecut saat aku memiringkan kepalaku.

 “Aku tidak bermaksud mengatakan bahwa kamu tidak boleh mempercayai apa pun yang dia katakan.  Hanya saja, jangan percaya pada kata-katanya ketika dia mengatakan sesuatu yang dikritik oleh orang-orang di sekitarnya. Dia cukup berbeda dari kebanyakan orang. Dia tidak akan tertipu oleh keuntungan jangka pendek dan mempertimbangkan masa depan. Ketika dia melakukan sesuatu yang memicu kritik, selalu ada makna di baliknya. Dengan kata lain, dia adalah orang yang bekerja di balik layar.” (Miyu-Sensei) 

 Aku tahu dari ekspresi serius sensei bahwa dia tidak berbohong. Aku memproses kata-kata Hanazawa-sensei di pikiranku dan mencoba menafsirkannya sendiri.

 “Apakah itu berarti Aoyagi-kun berperan sebagai orang jahat di kelasmu?” (Charlotte) 

 “Itu penafsiran yang cukup akurat, Bennett. Yah, itu tidak terbatas hanya pada kelasku, tapi begitulah kenyataannya.” (Miyu-Sensei) 

 Hanazawa-sensei menyeringai ketika dia mendengarkan kesimpulan yang aku ambil dari kata-katanya. Entah bagaimana dia terlihat menyerupai iblis ketika dia tersenyum seperti itu.

 "Mengapa dia memainkan peran yang bisa merusak reputasinya seperti itu?" (Charlotte) 

 "Yah, aku hanya bisa menebak, tapi aku tidak tahu apa yang dia pikirkan kecuali orang itu sendiri yang membicarakannya." (Miyu-Sensei) 

 Sepertinya Hanazawa-sensei tidak mau memberiku jawaban. Aoyagi tidak mengatakan apa-apa, jadi mungkin dia tidak ingin membuat pernyataan berdasarkan murni dari spekulasi. 

 "Kenapa anda membicarakan tentang dia denganku  seperti ini?" (Charlotte) 

 Jelas bahwa dia tidak bisa memberi tahuku apa-apa lagi bahkan jika kami terus berbicara, jadi aku memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan.

 Aku cukup tertarik dengan jawaban atas pertanyaan itu juga.

 Aku tidak berpikir dia akan berbicara kepadaku tentang seseorang yang belum aku temui, bahkan jika dia adalah tetanggaku. Aku mungkin terlalu memikirkan ini, tetapi aku merasa dia sudah mengatakan semua ini kepadaku karena suatu alasan.

 “kamu bertanya-tanya mengapa … Ini firasat, kurasa? Aku pikir kamu bisa memahami Aoyagi, dan aku merasa kalian berdua akan rukun.”  (Miyu-Sensei) 

 “Oh, itu seperti insting liar, kan!?”

 Guru muda yang duduk di samping Hanazawa-sensei, yang mendengarkan percakapan kami tiba-tiba berbicara dengan mata berbinar. Mendengarkan kata-kata dari guru itu, suasana hati Hanazawa-sensei tiba-tiba berubah.

 “Atau lebih tepatnya, itu adalah intuisi p-e-r-e-m-p-u-a-n…?”

 “S-sakit itu sakit itu sakit!  Berhenti, Hanazawa-sensei!  Tolong lepaskan aku!  Kepalaku akan hancur!"

 Saat aku masih sibuk memproses situasi, tiba-tiba Hanazawa-sensei meraih kepala guru muda itu dan mengangkatnya ke udara hanya dengan satu tangan.  Tanpa ampun, aku bahkan bisa mendengar suara kepalanya diremukkan.

 Apa yang harus aku lakukan?  Rasanya seperti aku telah mengembara ke dunia manga.

 "Hei, Bennett." (Miyu-Sensei) 

 “Y-ya!” (Charlotte) 

 “Kamu bilang kamu punya adik perempuan, kan? Berhati-hatilah, karena meskipun dia terlihat seperti ini, dia terkenal sebagai guru lolicon.” (Miyu-Sensei) 

 Hanazawa-sensei menasihatiku dengan guru perempuan muda yang masih menggantung di udara.

 Guru muda itu menjadi tenang tetapi terlihat seperti sedang kesakitan, apakah tidak apa-apa membiarkannya seperti ini…?

 Namun, aku tidak bisa bertanya kepada Hanazawa-sensei tentang keadaan dia sekarang, jadi aku bertanya padanya apa yang membuatku penasaran. 

 “Lolicon? Seorang wanita?" (Charlotte) 

 “Oh, dia cukup terkenal di kalangan siswa. Pada awalnya dia akan terlihat seperti karakter keibuan pada pandangan pertama, tetapi ketika dia berbicara dengan gadis-gadis kecil dan matanya menjadi mengerikan saat melihat gadis-gadis kecil itu.” (Miyu-Sensei) 

 "M-mengerti." (Charlotte) 

 Seperti yang diharapkan dari budaya dua dimensi Jepang. Terdapat banyak orang dengan berbagai hobi.

 ―Setelah itu, aku dengan cepat menghilang agar tidak membuat Hanazawa-sensei marah lagi.

 ◆

 Pada akhirnya, aku menyaksikan adegan yang mengejutkan dan kacau, tetapi topik utama pembicaraannya tadi adalah Aoyagi.

 Ternyata dia adalah pria yang jauh lebih baik daripada yang kudengar dari Hanazawa-sensei.

 Seperti yang kudengar dari Sensei, dia berperan sebagai penjahat demi diriku dan bahkan melindungi Emma saat tersesat di pinggir jalan.

 Mata lembut yang dimiliki Aoyagi ketika berhadapan dengan Emma benar-benar luar biasa. Aku menyadari bahwa Aoyagi adalah orang yang sangat baik. Aku ingin berteman dengan dia mulai sekarang.

 Meski begitu—apa arti sebenarnya di balik kata-kata yang dia ucapkan saat kita berpisah?

 Aku mengerti bahwa dia tidak bermaksud seperti apa yang dia katakan, tetapi aku belum memahami arti sebenarnya dari kata-kata itu.  Aku ingin dapat memahami dengan benar suatu hari nanti ...

 Aku dengan lembut menepuk kepala adik perempuanku yang lucu agar tidak membangunkannya, dan sedikit merenungkan makna di balik kata-katanya.

~•~


<<Sebelumnya|Semua|Selanjutnya>>

Dukung Kami

Related Posts