Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara, Otonari ni Sumu Bishoujo Ryuugakusei ga Ie ni Asobi ni Kuru You ni Natta Ken Nitsuite Volume 1 Chapter 17

 

Chapter 17: Keputusan yang Dibuat Sambil Memikirkan Masa Depan


 “Terima kasih banyak untuk hari ini.” (Charlotte) 

 Charlotte, yang sudah selesai membersihkan piring setelah makan, berterima kasih padaku di pintu masuk apartemenku.  Aku mengatakan kepadanya bahwa aku akan mencucinya sendiri, tetapi Charlotte bersikeras bahwa dia yang akan melakukan sendiri karena proses memasak termasuk pembersihan sesudahnya.  Dia benar-benar wanita yang sangat baik dan cantik.

 Charlotte yang saat ini sedang menggendong Emma di tangannya dengan cara yang sangat halus.  Ketika aku menatap sepasang saudara yang sangat dekat ini, aku merasa sangat senang, tetapi juga agak iri.

 Itu mungkin karena meskipun ada beberapa perbedaan, itu adalah sesuatu yang tidak bisa aku lakukan…

 “Aku juga harus berterima kasih padamu. Aku sangat senang karena kamu memasak makanan yang begitu lezat untukku.” (Akihito) 

 Aku mengungkapkan rasa terima kasihku kepadanya dari lubuk hatiku.

 Aku tidak tahu seberapa kaya keluarganya, tetapi aku tidak berpikir dia biasanya akan memasak makanan di rumah jika keluarganya dapat dengan mudah membeli makanan karena dia sedang belajar di luar negeri.

 Selain itu, makanan yang dia siapkan sangat lezat sehingga bisa disajikan di restoran mana pun dengan layak.

 Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa kebahagiaan ini adalah keberuntungan yang paling besar yang pernah aku alami.

 “Aku senang kamu menikmatinya. Aku benar-benar tidak bisa cukup hanya berterima kasih padamu Aoyagi-kun.” (Charlotte) 

 “Kamu terlalu melebih-lebihkannya. Aku tidak melakukan apa pun yang pantas mendapatkan pujian setinggi itu.” (Akihito) 

 “Kamu mungkin tidak menganggapnya terlalu penting, tetapi izinkan aku untuk mengungkapkan rasa terima kasihku. Jika sesuatu yang buruk terjadi hari ini, makanan hasilnya tidak akan dapat diubah.  Jika Emma entah bagaimana menghilang, maka aku tidak akan pernah memaafkan diriku.” (Charlotte) 

 Charlotte bergumam dengan suara pelan sambil dengan lembut membelai kepala Emma. Senyum ramah yang dia bawa sejak aku bertemu dengannya telah menghilang, aku dapat mengatakan bahwa saat ini dia sedang benar-benar serius, sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia sedang bercanda. 

 Aku juga memutuskan untuk berhenti tersenyum dan berbicara dengannya dengan serius.

 “Ya, orang asing bukanlah pemandangan yang tidak biasa saat ini, tetapi mereka jelas merupakan keberadaan yang menarik. Jarang sekali ada anak-anak hilang atau diculik, tapi jika seorang gadis asing yang manis seperti Emma-chan dibiarkan sendirian di luar, kurasa tidak aneh jika dia akhirnya akan diculik.” (Akihito) 

 Apa yang aku katakan barusan pasti akan membuat Charlotte gelisah. Meski begitu, aku sengaja memilih untuk mengatakannya. Aku menilai bahwa ini bukan sesuatu yang harus dirahasiakan.

 Meskipun aku mengambil Emma sebagai contoh kali ini, tapi dia bukan satu-satunya yang dalam bahaya.  Charlotte juga memiliki kemungkinan besar menjadi sasaran orang yang mencurigakan. Di Jepang, keduanya telah menjadi eksistensi yang tentunya akan menarik perhatian.

 Aku tidak yakin seberapa sadarnya dia akan hal ini, tapi dia mungkin setidaknya memiliki kesadaran akan popularitasnya karena banyaknya orang yang membicarakannya. Jika itu masalahnya, menipunya adalah salah. Aku harus mengatakan kebenaran kepadanya dan melakukan tindakan pencegahan untuk meyakinkan mereka.

 Hanya itu yang bisa aku lakukan untuk saat ini.

 “Keberadaan yang menarik perhatian—adalah sesuatu yang membuat menonjol, kan?” (Akihito) 

 "Ya itu benar…?" (Charlotte) 

 Charlotte menatapku dengan rasa penasaran ketika aku tiba-tiba mengalihkan fokus pembicaraan. Sepertinya ini tidak cukup untuk menyampaikan maksudku ya.

 “Sangat mungkin bagi Emma-chan untuk menjadi sasaran jika dia dibiarkan sendirian, tetapi tentu saja, jika dia menonjol maka itu secara tidak sengaja menyiratkan bahwa orang lain juga akan mengawasinya. Karena itulah, dia mungkin tidak akan berada dalam bahaya besar di area ramai saat  siang hari. Seperti yang aku sebutkan sebelumnya, Jepang adalah negara yang relatif aman, jadi tidak apa-apa jika kamu hanya memperhatikan pada malam hari. Bahkan jika Emma-chan tersesat lagi sendirian lagi, aku yakin pasti akan ada orang yang baik yang akan menolongnya dan membawanya ke kantor polisi." (Akihito) 

 Faktanya, hampir tidak mungkin ada orang yang akan mencoba melakukan sesuatu yang buruk di tempat umum.  Bahkan jika mereka melakukannya, mereka mungkin tidak pintar dan akan menjadi sasaran empuk untuk ditangkap. Tidak baik untuk meremehkan mereka, tetapi tidak perlu terlalu berhati-hati. Lagi pula, bahkan orang Jepangpun juga harus berhati-hati saat di malam hari.

 “Fufu~ Bagaimanapun juga, Aoyagi-kun benar-benar orang yang baik.” (Charlotte) 

 Mendengarkan kata-kataku, Charlotte meletakkan jarinya di bibirnya dan tersenyum. Dia tersenyum dengan elegan dan itu terlihat imut, tapi itu membuatku merasa malu.

 “Tidak, aku bukan orang yang baik…” (Akihito) 

 “Tidak, kamu adalah orang yang sangat baik hati.  Ketika kamu menyadari bahwa aku sedang cemas, kamu dengan serius berpikir untuk mencoba menghilangkan kecemasanku. ” (Charlotte) 

 "Aku pikir siapa pun pasti akan melakukan hal itu ..." (Akihito) 

 “Bahkan aku tahu bahwa tidak semua orang adalah orang baik. Ada orang yang baik hanya di luarnya saja, dan ada orang yang menghadapi segala sesuatunya dengan tulus— Aoyagi-kun termasuk dalam kategori yang terakhir. Itulah sebabnya aku percaya kamu adalah orang yang baik.” (Charlotte) 

 Ini mungkin pertama kalinya aku diakui oleh orang lain selain Aki, Miyu-sensei, atau Akira.

 Aku pikir itu baik-baik saja, karena aku tahu bahwa aku melakukan hal-hal yang tidak semua orang bisa mengerti.  Namun, aku senang diakui oleh orang lain. Terlebih lagi, karena ini adalah kata-kata dari orang yang membuatku tertarik, ini membuatku semakin bahagia.

 "Bahkan jika kamu memujiku sebanyak ini, aku tidak punya apa-apa untuk ditunjukkan sebagai balasannya." (Akihito) 

 "Itu tidak perlu. Namun… Jika kamu mau memberiku sesuatu, walaupun itu bukan sesuatu yang besar, aku akan lebih senang jika kamu mau berteman denganku.” (Charlotte) 

 Charlotte mengatakan sesuatu yang sangat menyenangkan bagiku. Aku tidak tahu apakah dia mengatakannya karena sopan santun atau semacamnya. Tetapi bagiku, itu adalah tawaran yang bahkan tidak bisa aku impikan untuk ditolak.

 "Jika kamu baik-baik saja denganku ... Maka aku akan dengan senang hati menerimanya." (Akihito) 

 "Ya, mohon bantuannya mulai sekarang!" (Charlotte) 

 Ketika aku mengangguk mengiyakan, Charlotte menjawab dengan senyum lebar. Dia terlalu manis.  Seperti yang kupikirkan, tidak mungkin aku bisa melihat senyum cerahnya secara langsung.

 Dia sangat imut sehingga aku tidak sengaja mengalihkan pandanganku.  Dari sudut mataku, aku tahu bahwa Charlotte bingung dengan tindakanku, tapi aku ingin dia menunggu sebentar. Aku yakin bahwa wajahku saat ini sedang berwarna merah merona...

 “—kalau begitu, aku akan permisi dulu, maaf atas gangguannya.” (Charlotte) 

 Setelah percakapan selesai, sepertinya Charlotte akan meninggalkan tempatku dan akan kembali ke apartemennya. Saat ini sudah sangat larut, tetapi karena apartemennya tepat di samping apartemenku, maka tidak perlu khawatir dia akan diserang oleh orang yang mencurigakan.

 …Untuk berjaga-jaga, aku akan menunggu sampai dia memasuki apartemennya.

 “Aoyagi-kun, mohon bantuannya mulai besok dan seterusnya.” (Charlotte) 

 “Oh, ya—Tunggu sebentar.” (Akihito) 

 "Ya, ada apa?" (Charlotte) 

 Aku tiba-tiba menyadari sesuatu, jadi aku segera memanggil Charlotte. Dia dengan sabar menungguku untuk berbicara tanpa membuat wajah tidak senang.

 "Muli besok tolong jangan berinteraksi denganku saat berada di sekolah untuk sementara waktu." (Akihito) 

 “Eh…?” (Charlotte) 

 Ini permintaan mendadak.  Kebingungan Charlotte adalah wajar. Aku juga tidak menginginkan ini.  Tetapi, jika aku mempertimbangkan masa depan, ini adalah sesuatu hal yang penting.

 “Bolehkah aku menanyakan alasannya…?” (Charlotte) 

 “Jika kita tiba-tiba mulai berinteraksi secara intim, teman sekelas kita akan merasa ada sesuatu yang aneh. Beberapa orang bahkan mungkin akan mencoba mencari alasan keintiman kita. Aku ingin menghindari itu.” (Akihito) 

 “Apakah ada yang salah dengan itu?  sejujurnya aku tidak keberatan…” (Charlotte) 

 “Tidak, jika orang lain mengetahui bahwa kita tinggal bersebelahan, rumor yang aneh akan beredar dan tidak dapat dihindari, dan aku ingin menghindari hal-hal yang merepotkan itu.”  (Akihito) 

 "Apakah begitu…?  Jika Aoyagi-kun mengatakan itu, maka itu pasti masalahnya. Baiklah kalau begitu... Mungkin aku akan sedikit kesepian, tapi aku akan melakukan apa yang kamu katakan. Kalau begitu, selamat malam.” (Charlotte) 

 “Ya… Selamat malam.” (Akihito) 

 Terlepas dari kebingungannya, Charlotte menerima permintaanku. Aku sangat senang ketika dia mengatakan bahwa dia akan mempercayaiku meskipun itu akan membuatnya sedih.

 Itulah sebabnya aku pikir aku tidak membuat pilihan yang salah.

 Aku membuat alasan itu karena Charlotte adalah orang yang aku hadapi, tetapi ada alasan lain mengapa aku ingin menjaga jarak darinya di sekolah. Tidak, lebih tepatnya, alasan kedua ini berbeda.

 Aku tidak ingin orang lain tahu bahwa Charlotte dan aku tinggal bersebelahan. Alasan ini tidak akan pernah berubah.  Namun, alasan sebenarnya aku sangat bermasalah adalah karena Charlotte terlalu populer.

 Jika orang lain tahu bahwa kita tinggal bersebelahan, pasti akan ada orang yang mencoba datang ke apartemenku atau berpura-pura nongkrong.  Alasannya karena itu akan menjadi kesempatan besar bagi mereka untuk mencoba mendekati Charlotte dengan membuatnya terlihat seperti suatu kebetulan. Aku baik-baik saja dengan mempersilahkan mereka datang dan mengunjungi apartemenku. Namun, itu pada akhirnya akan mengganggu Charlotte. Rasanya seperti dia dikuntit oleh teman sekelasnya setiap hari.  Aku yakin dia tidak akan merasa baik tentang itu. 

 Aku memutuskan untuk menjaga jarak darinya di sekolah untuk menghindari keadaan seperti itu.  Bahkan jika aku menjelaskan ini padanya, dia akan bersikeras bahwa dia akan baik-baik saja dan tidak akan memperdulikannya. Oleh karena itu, aku datang dengan alasan bahwa aku tidak ingin rumor beredar tentang kami.

 Ini mungkin tampak aneh bagi Charlotte, tetapi itu lebih baik daripada membiarkannya menderita. Aku hanya berdoa agar dia tidak membenciku karena ini.

 Aku memastikan bahwa dia tidak akan meninggalkan apartemennya lagi, jadi aku kembali ke kamarku juga.

~•~


<<Sebelumnya|Semua|Selanjutnya>>

Dukung Kami

Related Posts