Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara, Otonari ni Sumu Bishoujo Ryuugakusei ga Ie ni Asobi ni Kuru You ni Natta Ken Nitsuite Volume 1 Chapter 18

 

Chapter 18: Waktu Bersama Kouhai-ku


 Ketika langit mulai gelap, aku menyelesaikan pekerjaan paruh waktuku di rumah Aki dengan bekerja sebagai guru lesnya.

 “Kurasa sudah cukup untuk hari ini.” (Akihito) 

 “Ya, Senpai. Terima kasih untuk hari ini." (Aki) 

 Aki, sambil duduk di kursikursinya, mengucapkan terima kasih kepadaku dengan senyum yang ramah.  Aki tidak hanya pintar dan pandai mengingat sesuatu, tetapi dia juga orang yang jujur dan baik hati. Dia adalah murid yang ideal bagi seseorang untuk diajar.

 “Dengan nilai yang seperti ini, aku yakin kesempatanmu untuk masuk ke sekolahku adalah 90%.” (Akihito) 

 Sepertinya sekolah yang ingin Aki tuju adalah sekolah yang aku masuki. Sebagai seseorang yang pernah melewati ujian masuk, jadi aku diminta untuk menjadi tutornya Aki karena dia pikir aku akan menjadi yang terbaik untuk pekerjaan itu.

 "Kenapa kamu tidak bisa yakin 100%?" (Aki)

 "Tentu saja tidak. Karena di dunia ini tidak ada yang 'mutlak'." (Akihito) 

 Mempertimbangkan kemampuan akademik Aki, kecuali keadaan yang tidak terduga pada hari ujian, dia pasti akan berhasil masuk ke sekolahku. Sekolah yang aku masuki adalah *sekolah yang bisa-biasa saja sama di prefektur [TL/N: Maksudnya bukan sekolah unggulan]. Untuk seseorang seperti Aki, yang dapat dengan mudah masuk ke salah satu dari Lima Sekolah Okayama, yang ditetapkan sebagai lima sekolah terbaik di prefektur, tidak mungkin sekolahku tidak menerimanya.  Namun, jika kamu terlalu meremehkannya, ada kemungkinan kamu bisa tersingkir dan gagal.  Aku tidak akan bisa bertanggung jawab jika aku sudah menjamin kelolosannya tetapi ternyata dia malah gagal. Dan juga, bukan aku yang akan merasakan sakitnya, tapi itu adalah Aki. Jadi aku tidak seharusnya mengatakan apa pun yang mungkin membuatnya sombong. Tetapi tetap saja, aku ingin menyemangati Aki. 

 “Apakah kamu benar-benar baik-baik saja dengan ini?  Dengan kemampuan akademikmu, aku pikir SMA Asahigaoka akan menjadi pilihan yang lebih baik.” (Akihito) 

 Aku merekomendasikan Aki untuk mencoba masuk ke SMA dengan nilai akreditasi terbaik di prefektur.  Jika kamu serius mempertimbangkan masa depanmu, maka kamu juga harus pergi ke SMA yang sebaik mungkin. 

 Jika itu Aki, dia akan bisa masuk ke SMA Asahigaoka dengan cukup mudah, dan kurasa tidak masuk akal baginya untuk memilih masuk ke sekolah biasa seperti sekolahku.
[TL: Anjir nggak peka ini MC '_', masa nggak tau tujuan dia masuk ke sekolahan lu]

 "Tidak apa-apa. Aku ingin bersekolah di SMA Setoyama seperti Senpai.” (Aki)

 Aki menggembungkan pipinya dan memberitahuku pendapatnya tentang saranku. Tidak hanya penampilannya, tetapi perilakunya juga kekanak-kanakan.  Yah, itu adalah salah satu dari banyak aspek imutnya.

 “Aku tidak mengatakan bahwa sekolahku buruk, aku hanya berpikir bahwa itu akan sia-sia saja.” (Akihito) 

 “Muu~ Bukankah itu baik-baik saja? Karena ini adalah pilihanku untuk sekolah manapun yang aku suka. Selain itu, aku tidak memperdulikan jika orang lain yang mengatakannya, tapi aku tidak ingin diberitahu itu olehmu, Senpai.” (Aki) 

 “Sulit untuk berdebat denganmu ketika kamu sudah mengatakan seperti itu......" (Akihito) 

 Adapun mengapa aku bukan orang yang bisa berdebat dengan Aki saat septi ini. Itu karena aku sendiri sudah menolak saran dari wali kelasku saat itu dan tidak masuk ke SMA Asahigaoka.

 Namun, aku tidak mencoba untuk SMA Asahigaoka buka karena aku ingin menentang guruku. Tapi karena aku masuk ke sekolah ini atas kemauanku sendiri. 

 "Aku memutuskan untuk mendaftar ke SMA Setoyama karena aku ingin melakukan sesuatu dengan caraku sendiri. Bahkan jika senpai melarangku, aku tidak akan menyerah dalam hal ini." (Aki) 

 Mata Aki dipenuhi dengan tekad yang sangat kuat saat dia mengatakan itu.

 Dia tidak keras kepala, tapi dia hanya mengatakan apa yang dia pikir benar.

 Jika itu masalahnya, tidak ada lagi yang bisa aku katakan.

 "Baiklah, senapi. Ayo kita makan malam. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk memasak untukmu hari ini." (Aki) 

 Aki berdiri dari kursi, dengan paksa mengakhiri pembicaraan. Dia pasti melakukannya karena percakapan itu menuju ke arah yang kurang menyenangkan bahkan jika itu demi kebaikannya. Aki sangat baik sehingga dia tidak suka membicarakan hal-hal yang kurang menyenangkan dan menyebalkan.

 "Oh ya.  Aku tak sabar untuk itu." (Akihito) 

 "Oke!" (Aki) 

 Aku menuruti perkataan Aki. Tidak ada gunanya untuk membicarakan hal-hal yang tidak menarik seperti itu. Selain itu, Aki sedang mempersiapkan ujian masuk, mungkin dia sudah mendengar saran yang seperti itu begitu banyak sehingga dia muak mendengarnya. 

 Dan lagi, masakan Aki sangatlah enak. Itu membuatku lapar dan ingin makan makanan rumahan Aki secepatnya.

 "-Ah!" (Aki) 

 "Ada apa?" (Akihito) 

 Aki, yang sedang meninggalkan ruangan menuju dapur, tiba-tiba membeku di tempatnya berdiri.  Aku bingung, tapi dia menatapku dengan ekspresi bermasalah.  Kemudian, dia menundukkan kepalanya.

 “Maaf, Senpai!  Aku tinggal di sekolah sampai menit terakhir dan kembali dengan tergesa-gesa, jadi aku tidak bisa membeli bahan makanan!  Aku akan pergi membeli bahan-bahannya sekarang!” (Aki) 

 "Ternyata seperti itu. Baiklah, kalau begitu mari kita pergi dan membelinya bersama?." (Akihito) 

 Pada awalnya aku kita itu sesuatu yang serius karena dia terlihat seperti sangat bermasalah, tetapi ternyata dia tidak bisa membeli bahan untuk makan malam.  Padahal dia tidak perlu membuat ekpresi yang menegangkan seperti itu juga.

 "Apakah itu tidak apa apa?" (Aki) 

 “Di sudah luar gelap, jadi aku tidak bisa membiarkan Aki pergi sendiri, kan? Dan juga Miyu-sensei belum kembali.” (Akihito) 

 Sepertinya Miyu-sensei masih memiliki masalah yang harus diselesaikan, dan dia sudah menghubungi Aki untuk memberitahunya bahwa dia akan pulang terlambat. Aku tidak tahu kapan dia akan kembali, jadi aku pikir lebih baik pergi berbelanja dengan Aki daripada meminta Miyu-sensei untuk membelinya dalam perjalanan pulang.

 “T-terima kasih banyak… Ehehe, ini kencan belanja dengan Senpai.” (Aki) 

 Mendengarkan kata-kataku, entah kenapa, Aki menjawab sambil tersipu. Aku tidak bisa mendengar bagian akhir kata-katanya karena dia bergumam pelan, tapi aku khawatir mungkin dia terkena demam.

 Tapi dia kelihatan agak bahagia dan bahkan mulai menyenandungkan sebuah lagu, jadi mungkin tidak ada yang salah dengannya.

Aku pikir itu agak aneh, jadi aku memutuskan untuk menunggu dan melihat saja.

~•~


<<Sebelumnya|Semua|Selanjutnya>>

Dukung kami

Related Posts