Daininki Idol na Classmate ni Natsukareta, Isshou Hatarakitakunai Ore Volume 1 Chapter 24

 

Chapter 24: Mereka yang khawatir (Bagian 1) 


 Sudah seminggu berlalu sejak aku berkencan dengan Rei.

 Ketiga anggota Millefeuille Stars bahkan lebih sibuk dari biasanya akhir-akhir ini, karena konser live mereka akan diadakan kurang dari tiga minggu lagi.

 Aku, di sisi lain, memiliki satu masalah kecil dipikiranku.

 "...... Apa yang harus aku lakukan?"  (Rintaro)

 Aku duduk di sofa dengan malas, melihat hasil cetakan di depanku.

 Cetakan dari sekolah yang bertuliskan, "Pemberitahuan pertemuan Tripartit".

 Sesuai dengan namanya, orang tua, guru, dan siswa akan membahas nilai, sikap di sekolah, dan jenjang karir.

 Sekarang, ada satu masalah.

 Aku tidak memiliki orang tua yang akan datang ke pertemuan itu.

 Aku tidak tahu di mana ibuku saat ini, dan ayahku sibuk dengan pekerjaan. Aku merasa tidak nyaman meminta ayahku untuk datang ke pertemuan ini, karena aku sudah melarikan diri dari ayahku di pertengahan semester.

 Sejujurnya, aku bahkan tidak ingin dia datang.

 Aku membenci ayahku lebih dari apapun, dan mungkin dia tidak akan pernah memaafkanku karena aku tidak mengambil alih bisnis keluarga.

 "Lagi-lagi sepertinya aku akan menjadi satu-satunya orang di kelas yang datang dipertemuan itu tanpa orang tua. Yah, tidak apa-apa."  (Rintaro)

 Aku melipat kertas "Pemberitahuan pertemuan Tripartit" dan membuangnya ke tempat sampah.

 Para siswa yang orang tuanya tidak dapat hadir di pertemuan itu, maka mereka harus berbicara empat mata dengan guru.

 Sekolah kami selalu mengadakan pertemuan tripartit setiap tahun saat semester pertama akan segera berakhir.  Tahun lalu, tentu saja, aku harus pergi ke pertemuan itu sendiri. Dan mungkin tahun depan juga sama.

 Merasa tertekan, aku menyalakan layar ponselku.

 Saat ini waktu menunjukkan pukul 23.00. Sudah waktunya untuk pergi tidur.

 Rei sepertinya sudah makan malam saat peluncuran program atau semacamnya, dan aku tidak melihatnya di luar sekolah hari ini.

 Kurasa itulah alasan mengapa aku menjadi gelisah.  Karena akut sudah menghabiskan banyak waktu bersama dengannya, jadi ketika aku sendirian, tiba-tiba aku menjadi merasa gelisah.

 (Sepertinya aku harus segera tidur....... Hmm?)

 Tepat setelah aku berdiri dari sofa untuk pergi tidur.  Ponsel yang aku pegang ditanganku bergetar, memberitahukan bahwa aku mendapatkan sebuah pesan dari Line. 

 Nama di layar adalah "Hidori Natsune".
 [TL/N: Hidori Natsume, nama aslinya Kanon]

 Dengan santai aku membuka kunci ponselku dan melihat isi pesannya.

 {Hei, bisakah kamu keluar ke balkon sekarang?}(Kanon)

 {Oke.} (Rintaro)

 Aku bertanya-tanya apa yang inginkan dia lakukan pada jam selarut ini.

 Ngomong-ngomong, aku lupa memberitahumu bahwa urutan kamar kita di apartemen ini adalah "Aku", "Kanon", "Rei", dan "Mia".

 Dengan kata lain, ketika aku pergi ke balkon――――

 "Yo ~, kamu akhirnya keluar!"  (Kanon)

 Aku bisa langsung berbicara dengannya di balkon karena kamar kami berdua bersebelahan. 

 "Ada apa, tiba-tiba? Padahal aku baru saja mau tidur."  (Rintaro)

 "Tidak apa-apa. Lagi pula, bukankah bagus kamu bisa berbicara dengan gadis cantik di malam hari."  (Kanon)

 "......Aku tidak tertarik."  (Rintaro)

 "Kamu, apakah kamu benar-benar seorang pria!?"  (Kanon)

 Bukannya aku tidak menyukai situasi remaja seperti berbicara berduaan dengan gadis-gadis di malam hari, taetapi hanya saja aku merasa tidak nyaman saat melakukannya dengan Kanon.

 Mmm, itu agak keliru.

 Kanon adalah seorang gadis cantik. Dia adalah gadis yang luar biasa cantik, pada tingkat di mana dia tidak akan kalah dengan Rei dan Mia bahkan jika mereka berada di sisinya.

 Tetapi jika kamu bertanya kepadaku apakah penampilan yang cantik akan membuatku merasa gugup, maka aku akan mengatakan tidak. Hanya saja, sulit untuk mengatakannya.

 "Mm...... Ah, benar. Karena aku tidak begitu menyukaimu(jatuh cinta) , jadi aku bisa merasa nyaman denganmu."  (Rintaro)

 "Itu seharusnya baik-baik saja, tapi setelah mendengarnya entah bagaimana itu benar-benar membuatku kesal!?"  (Kanon)

 Kadang-kadang Rei dan Mia menunjukkan tingkat "feminim" yang terlalu berat untuk ditangani oleh anak laki-laki sekolah menengah. Namun Kanon sepertinya sengaja menahannya, sehingga memberikan kesan seperti bersama seorang teman yang sudah bertahun-tahun. 

 "Yah, tidak apa-apa, kan. Jadi, mengapa kamu memanggilku?"  (Rintaro)

 "Yah, itu tidak terlalu baik, meskipun......, Haa, tidak ada hal yang khusus. Aku hanya ingin berbicara dengan seseorang saja."  (Kanon)

 "kamu tidak sengaja untuk menggoda pria, kan?"  (Rintaro)

 "Bukankah kamu sendiri yang salah paham? Tidak seperti Rei, aku tidak mencoba untuk menggoda pria."  (Kanon)

 Aku tidak berpikir Rei bermaksud melakukan itu, dan aku tidak berpikir dia mencoba untuk merayuku――――

 "Kamu pergi berkencan dengan Rei, kan?"  (Kanon)

 "Hmm? Iya, benar. Seorang kenalanku memberiku tiket untuk pergi ke akuarium dan aku merasa itu ide yang bagus ...... untuk mengajaknya kencan."  (Rintaro)

 "Sudah seminggu sejak itu, dan dia masih membicarakannya. Sepertinya dia sanagt bersenang-senang."  (Kanon)

 "...... Begitu ya. Aku senang mendengarnya."  (Rintaro)

 Jika dia mengatakan dia bersenang-senang bahkan ketika aku tidak ada, itu pasti perasaan yang tulus.  Sebagai orang yang mendedikasikan kencan pertama untuknya, aku merasa lega.

 "......Jadi, sudah sejauh mana hubungan kalian?" (Kanon)

 "Huuh, sungguh konyol. Tidak ada hal yang seperti itu."  (Rintaro)

 "Eeeh, Meskipun aku cukup yakin Rei mungkin bersedia....." (Kanon)

 Tentu saja, aku dengan samar-samar merasakan tanda semacam itu.

 Namun, hanya saja ada perasaan yang berbeda dari menyukai dalam hal romantis.

 Tidak diragukan lagi dia punya perasaan khusus untukku, tapi aku tidak bisa memikirkan alasan mengapa dia memiliki perasaan itu.

 "......Yah, jika kamu berniat berpacaran dengannya, pastikan kalian tidak ketahuan, okey~. Karena aku tidak ingin kehilangan pekerjaanku karena hubungan kalian."  (Kanon)

 "Itu tidak akan terjadi, jadi jangan khawatir. Aku juga ingin melindungi mimpi kalian."  (Rintaro)

 Aku sudah mengatakan ini kepada Rei berkali-kali sebelumnya, tetapi jika aku menyebabkan kerusakan pada karier Milfeuille stars, maka itu akan menjadi penyesalan yang akan menghantuiku selama sisa hidupku.

 Itulah sebabnya, bahkan jika Rei menyukaiku dan aku menyukainya, aku tidak akan berakhir dalam hubungan sepasang kekasih. 

 "Tapi bagaimana jika dia mendekatimu dengan telanjang, tentu saja kamu akan goyah, bukan?"  (Kanon)

 "Tentu saja. Aku tidak tahu menurutmu aku ini seperti apa, tapi aku ini masih anak SMA yang normal."  (Rintaro)

 "Tidak, aku mohon kamu jangan goyang di situasi itu."  (Kanon)

 "Aku tidak bisa mempermalukan diriku sendiri dengan membiarkan seorang gadis datang padaku tanpa busana."  (Rintaro)

 "......Mungkin Rintaro punya banyak pengalaman?"  (Kanon)

 "Tidak, aku belum pernah punya pacar sebelumnya, dan aku juga masih perjaka."  (Rintaro)

 "Apa!? Kalau begitu kamu hanya mencoba untuk menjadi terlihat keren!?"  (Kanon)

 Kami berdua saling memandang dan menertawakan apa yang baru saja kami katakan.

 Lagipula, aku sudah berteman dengan Kanon.  Meskipun suasananya benar-benar berbeda, entah bagaimana ini mengingatkanku pada saat aku berbicara bersama Yukio.

 "――――Aku akan bertanya lagi. Kenapa kamu mengirimiku pesan di Line?"  (Rintaro)

 "Aku sudah memberitahumu, kan. Aku merasa hanya ingin berbicara dengan seseorang saja."  (Kanon)

 "Kalau begitu tidak harus aku, kan. Rei mungkin...... dia sepertinya sudah tidur, tapi Mia masih bangun."  (Rintaro)

 "...... Kamu, tipe pria yang akan mengetahui perselingkuhan dalam sekejap, ya."  (Kanon)

 "Jelas. Aku tidak menghabiskan seluruh hidupku di sekolah untuk melihat wajah orang lain dengan sia-sia."  (Rintaro)

 "Itu tidak keren ......" (Kanon)

 Kanon menatapku dengan senyum masam di wajahnya.

 "Hei, keberatan jika aku pergi ke kamarmu?"  (Kanon)

 "...... Sepertinya aku tidak punya pilihan kalau begitu. Kalau begitu aku akan menyajikan kopi untukmu."  (Rintaro)

 Setelah memastikan bahwa Kanon sudah kembali ke dalam ruangannya, aku juga masuk ke dalam ruanganku.

 Seingatku, dia itu suka lebih banyak susu dan lebih sediki  gula――――.

~•~


<<Sebelumnya|Semua|Selanjutnya>>

Dukung Kami

Related Posts