Daininki Idol na Classmate ni Natsukareta, Isshou Hatarakitakunai Ore Volume 1 Chapter 21

 

Chapter 21: Kenacan di Akuarium (Bagian 2) 


 Yah, dengan begitulah akhirnya aku berkencan dengan Rei――――.

 "Apa yang harus aku akukan......"

 Aku belum pernah pergi keluar dengan seorang gadis sebelumnya, sampai-sampai aku mendapati diriku bergumam sendiri di kamar. 

 Satu jam lagi kita harus bertemu. 
 
 Aku belum memutuskan apa yang akan aku kenakan, jadi aku hanya berdiri di sana di depan lemariku sambil memegangi kepalaku. 

 Selama kita pergi bersama, aku tidak ingin terlalu mempermalukan Rei.

 Dengan kata lain, berpakaian dengan cara yang norak itu tidak baik, kurasa itu memang masuk akal.

 Di sisi lain, pakaian yang terlalu mencolok itu juga tidak baik.

 Jika Rei bersusah payah melakukan penyamaran dan aku malah berpakaian mencolok, makan aku akan menarik perhatian yang tidak diinginkan.

 Tidak peduli seberapa baik dia menyamar, semakin banyak mata tertuju padanya, semakin tinggi kemungkinan identitasnya akan terbongkar. 

 "......Bahkan jika itu agak sederhana, aku harus pergi dengan sesuatu yang aman."  (Rintaro)

 Pada akhirnya, aku mengenakan celana jins dan t-shirt hitam, mengenakan kalung murahan, dan setelah itu aku akan meninggalkan rumah.

 Aku memeriksa cermin untuk memastikan penampilanku sudah aman. 

 Aku kemudian pergi ke alun-alun yang berada di depan stasiun.

 Karena kita tinggal di gedung apartemen yang sama, kamu pasti akan berpikir bahwa kita bisa pergi ke sana bersama-sama tanpa repot-repot mengatur tempat pertemuan. 

 Namun, jika kami kebetulan tertangkap oleh sebuah majalah mingguan yang meninggalkan apartemen bersama-sama, akan sia-sia usaha mereka untuk menyewa seluruh lantai untuk menghindari adanya skandal.

 Bahkan jika mereka mengambil tindakan pencegahan ekstra, itu akan terlambat setelah sesuatu terjadi.

 Suhu di luar sudah mencapai titik di mana kami sudah merasa seperti menginjakkan satu kaki di musim panas.

 Aku akhirnya sampai di depan stasiun dan aku merasa seperti tubuhku perlahan mulai berkeringat.

 Ada benda aneh di depan stasiun yang sering dijadikan tempat pertemuan.

 Kami akan mengadakan pertemuan di sana juga,
 
 "Hm, apakah itu...?"  (Rintaro)

 Seorang gadis mengenakan topi besar dan kacamata hitam berdiri di depan objek itu. 

 Upaya penyamarannya sangat teliti sehingga meskipun aku tahu itu adalah Rei, aku hampir tidak bisa mengenalinya.

 "Yo, terima kasih sudah menungguku."  (Rintaro)

 "Mm. Ini baru kurang dari lima menit sejak aku sampai di sini."  (Rei)

 "Begitu ya. Bukannya kita tidak punya banyak waktu, tapi mari kita segera pergi."  (Rintaro)

 "Ya. Aku sangat menantikannya."  (Rei)

 Kami tidak masuk ke stasiun, tapi kami naik taksi yang sedang menunggu pelanggan.

 Alasan kami tidak naik komuter, tentu saja, karena kami mungkin akan terlihat dan dikenali oleh orang-orang secara acak.

 Perjalanan dengan taksi memakan waktu kurang dari satu jam.

 Akhirnya kami sampai di akuarium yang terkenal di distrik ini. 

 Karena saat ini adalah hari libur, aku dapat melihat bahwa ada banyak orang tua yang bersama anak-anak mereka di sana. 

 "Aku tahu ini agak terlambat, tapi sejujurnya aku belum pernah pergi ke akuarium."  (Rei)

 "Kamu belum pernah? ......yah, aku juga sama sih."  (Rintaro)

 "Ayah dan ibuku adalah orang yang sangat sibuk. Jadi aku tidak pernah berpergian bersama mereka. Pertama dan terakhir kali aku pergi karyawisata adalah saat aku masih SD."  (Rei)

 Aku juga, sama sepertinya. 

 Satu-satunya perbedaan adalah bahwa ibuku pernah membawaku pergi jala-jalan bersamanya.

 Kalau dipikir-pikir, itu mungkin hanya tindakan bersalah atas keputusan untuk meninggalkanku.

 "Itulah mengapa aku sangat menantikan hari ini. Jadi Rintaro, terima kasih sudah mengundangku."  (Rei)

 "...... Sama-sama."  (Rintaro)

 Aku tidak pernah memiliki kenangan indah tentang pergi ke akuarium, tetapi aku pikir aku mungkin akan menikmatinya sekarang bersama Rei.*

 Setelah menunjukkan tiket kami di pintu masuk, kami berjalan menuju gedung.

 Lorong itu gelap, dan lampu-lampu dipasang untuk menonjolkan tangki-tangku di kedua sisinya.

 Bagian dalam tangki terlihat sangat fantastis, dengan banyak ikan yang berenang dengan nyaman di dalamnya.

 "Rintaro, ada ikan yang sangat imut."  (Rei)

 "Tertulis 'Clownfish' di atasnya...... Kurasa aku pernah melihat film dengan clownfish sebagai karakter utama sebelumnya."  (Rintaro)

 "Bagaimana dengan yang ini?"  (Rei)

 "Ini kuda laut."  (Rintaro)

 Mata Rei berbinar pada semua yang dia lihat, dan dia mengalihkan pandangannya ke sekeliling dengan perasaan yang tidak sabaran. 

 Dia sepertinya sangat menikmatinya.

 Aku sepertinya harus berterima kasih lagi kepada Yuzuki-sensei karena sudah memberikanku tiket ini. 

 "Rintaro, sepertinya ada pertunjukan lumba-lumba."  (Rei)

 Rei menarik tanganku, suaranya lebih riuh dari biasanya.

 Papan nama di ujung jalan menunjukkan jadwal pertunjukan lumba-lumba.
 
 "Sepertinya kita tepat pada waktunya, katanya sepuluh menit lgi dari sekarang akan dimulai." (Rintaro)

 "Aku sangat ingin melihatnya."  (Rei)

 "Oke oke. Ini agak sedikit jauh, tapi ayo kita pergi."  (Rintaro)

 Kami menyimpang dari jalan dan pergi keluar.

 Pertunjukan lumba-lumba tampaknya cukup populer, jadi kami mengantre untuk masuk.

 "Apakah kamu suka lumba-lumba?"  (Rintaro)

 "Aku sangat suka mereka karena mereka imut. Atau lebih tepatnya, aku suka semua binatang yang imut."  (Rei)

 "Heeh......" (Rintaro)

 Rei adalah tipe orang yang sulit untuk mengatakan apa yang dia pikirkan pada waktu tertentu, tetapi bagaimanapun juga dia masihlah seorang gadis.

 Sedikit melegakan mengetahui bahwa dia masih manusia.

 "Ah, sepertinya venuenya sudah dibuka."  (Rei)

 "Hmm, kalau begitu, ayo kita pergi."  (Rintaro)

 Mengikuti antrian, kami akhirnya memasuki tempat pertunjukan lumba-lumba.

 Tempatnya tidak penuh, jadi masih ada beberapa kursi yang tersedia.

 Kami diantar ke baris kedua dari depan dan duduk di sana.

 Aku pikir kami mendapat tempat duduk yang cukup bagus, cukup dekat dengan kolam lumba-lumba.

 “Ladies and gentlemen! Selamat datang di pertunjukan lumba-lumba! Selama pertunjukan ini, ada kemungkinan percikan air ketika lumba-lumba melompat, sehingga pakaian Anda bisa basah. Jika nanti anda merasa tidak nyaman dengan pertunjukan, makan kami sarankan Anda pindah ke kursi belakang  !"

 Petugas itu memberi tahu kami tentang peringatan itu.

 Kemudian beberapa orang yang berada di barisan depan mulai mundur ke belakang. 

 Dua dari mereka adalah soarang pasangan, dan wanita itu memakai riasan yang sempurna. Aku pikir mereka tidak ingin make-upnya hancur secara kebetulan.  Dari sudut pandang seorang pria, itu adalah keputusan yang bijaksana.

 "Rintaro, bagian depan kosong."  (Rei)

 "Hei ......, apa kamu mencoba memaksaku?"  (Rintaro)

 "Aku ingin melihatnya lebih dekat."  (Rei)

 "Apakah kamu tidak mendengar peringatan tentang percikan air jika berada di barisan depan―――― hei apa kamu dengar."  (Rintaro)

 Rei terlihat bersemangat dan dia pindah ke kursi barisan depan yang kosong. 

 Aku menciba memikirkannya sebentar dan menyadari bahwa akan aneh jika aku meninggalkan temanku sendirian, jadi aku duduk di sebelahnya.

 Apa yang harus aku lakukan jika dia basah?

 "Sekarang! Tolong saksikanlah pertunjukan yang indah dari Mii-chan dan Kaa-kun, sang lumba-lumba!"

 Petugas wanita, mengenakan pakaian selam, mulai berenang bersama kedua lumba-lumba itu di kolam. 

 Dia dan lumba-lumba itu berenang tanpa satu kesalahan pun, seolah-olah mereka dapat berkomunikasi dengan sempurna.

 Akhirnya, kedua lumba-lumba itu melompat dari air.

 Gerakan mereka begitu indah sehingga aku hampir berteriak kegirangan.

 Tapi kemudian sebuah tragedi terjadi.

 Karena lumba-lumba mendarat sangat dekat dengan penonton, membuatnya banyak percikan air terciprat kearah penonton. 

 Saat aku melihat dengan linglung saat air memercik ke arahku, aku meratapinya di kepalaku. 

 "Aku sudah memperkirakannya," pikirku.

 Aku merasakan sedikit kejutan di dadaku, dan pakaianku mulai basah.

 Melihat ke sampingku, aku melihat bahwa pakaian Rei juga basah oleh ciparata air tadi. 

 Di sinilah masalahnya dimulai.

 Karena Rei awalnya mengenakan pakaian yang ringan, membuat kain di area dadanya menempel pada tubuhnya. 

 Karena itu, pakaian dalam yang digunakan untuk menopang payudaranya terlihat.  Dengan kata lain, ya, itu adalah bra.

 Untungnya, saat ini kami berada di barisan depan.  Jadi tidak ada orang yang bisa melihatnya dari depan.

 Aku tidak pernah berpikir sesuatu yang memalukan akan terjadi di sini dan sekarang――――.

 (Maksudku, apakah gadis ini tidak menyadarinya......?)

 Rei sedang menonton lumba-lumba yang sedang berenang dengan mata yang berbinar. 

 Melihat ekspresinya yang seperti itu, membuatku kalah. 

 Yah, tidak ada masalah sekarang, dan aku akan membiarkannya bersenang-senang untuk saat ini sampai pertunjukan selesai.  Akan sangat memalukan jika membawanya pergi keluar dari venue.

 Sementara itu, acara mulai memanas menjelang final.

 Dua lumba-lumba yang ditambahkan di tengah pertunjukan, dan lumba-lumba yang ada di sana sejak awal bernama Mii-chan dan Kaa-kun.

 Masing-masing dari empat lumba-lumba pindah ke sudut kolam dan berenang ke tengah sekaligus.

 Pada saat persimpangan, masing-masing dari empat lumba-lumba itu melompat dari permukaan air pada interval yang sempurna dan mengambar empat busur di udara.

 Dengan pertunjukan yang luar biasa ini, akhirnya pertunjukan lumba-lumba sudah mencapai puncaknya.

~•~


<<Sebelumnya|Semua|Selanjutnya>>

Dukung Kami

Related Posts