Daininki Idol na Classmate ni Natsukareta, Isshou Hatarakitakunai Ore Volume 1 Chapter 20

 

Chapter 20: Kencan di Akuarium (Bagian 1) 


 Aku mengalami sebuah mimpi yang aneh.

 Aku pikir itu adalah mimpi tentang pesta yang pernah aku datangi dulu, tetapi setelah beberapa saat, Tiba-tiba aku lupa sebagian besar detailnya.

 Tapi sepertinya itu adalah kenangan yang sangat penting bagiku. 

 Aku lalu bangkit dari tempat tidur dan kemudian  berjalan menuju mesin cuci.

 Aku memasukkan semua pakaian yang sudah aku kumpulkan dan memasukkannya ke dalam mesin cuci dan membiarkannya bekerja selama sekitar satu jam.

 Aku menghabiskan waktu pagiku dengan secangkir kopi, dan ketika cuciannya selesai tercuci, aku langsung menggantungnya di balkon.

 Ini adalah pertama kalinya aku mencuci pakaian sejak aku datang ke rumah ini, tetapi aku, sudah melakukan hal ini selama bertahun-tahun sekarang.

 Hari ini adalah hari Minggu, tetapi Rei dan yang lainnya tidak ada di rumah.

 Rupanya, mereka harus merekam program untuk mengumumkan konser langsung, dan mereka tidak akan pulang sampai nanti malam.

 Aku diberitahu bahwa makan siang akan disajikan di belakang panggung, jadi tidak ada pekerjaan untukku sampai dia kembali nanti. 

 Tapi itu hanya di sini di tempat ini.

 Ditempat lain aku memiliki pekerjaan sebagai asisten Yuzuki-sensei, yang barusan diberitahu kepadaku karena mendadak. 

 "Phewwwh......" (Rintaro)

 Aku menjemur T-shirt terakhirku dan kemudian meninggalkan rumah.

 Setelah itu aku menaiki sepedaku, yang sebelumnya tidak sempat kugunakan, dan menuju tempat kerja Yuzuki-sensei.

 Lagi pula, salah satu hal paling nyaman tentang pindah ke tempat baru ini adalah bahwa aku tidak perlu naik kereta api lagi untuk sampai ke tempatnya.

 Setelah sampai aku lalu memarkir sepedaku di bagian bawah gedung apartemen dan langsung pergi ke tempat kerja.

 Hanya ada sepatu Yuzuki-sensei di pintu masuk, jadi sepertinya asisten yang lain belum datang.

 Aku lupa menyebutkan bahwa Yuzuki-sensei tidak tinggal di ruangan ini.
 
 Dia menyewa sebuah apartemen sebagai tempat kerjanya dalam jarak berjalan kaki dari rumahnya untuk mendapatkan latihan hariannya.

 Ditambah lagi, dia mengabaikan pekerjaan rumah tangganya sehingga terkadang akulah yang bertanggung jawab untuk membersihkan kamarnya.

 Aku pikir itu bisanya sekitar sebulan sekali.

 Anggap saja tingkat kekacauan dikamarnya sedemikian rupa sehingga aku kagum dia bisa membuat kekacauan seperti itu setiap saat.

 "Selamat pagi, Yuzuki-sensei."  (Rintaro)

 "Ah, Rintaro! Maafkan aku, meskipun ini adalah hari libur yang berharga untuk seorang siswa SMA."  (Himiko)

 "Rei juga sedang bekerja, jadi aku bebas hari ini, jadi ini baik-baik saja. Yang lebih penting apa yang harus aku lakukan saat ini?"  (Rintaro)

 "Aku ingin kamu melakukan pewarnaan beta untuk gambarku. Aku sedang mengerjakan komik bulan ini, dan aku juga akan menggambar cerita pendek edisi terbatas untuk itu."  (Himiko)

 "Aah, ternyata jadwal pekerjaanmu sangat padat ya. "  (Rintaro)

 "Kamu benar sekali ...... Aku sudah diberitahu bahwa aku dapat menjaga jumlah halaman tetap rendah, tetapi meskipun demikian, aku harus mengambil langkah cukup cepat untuk membuatnya."  (Himiko)

 Di lain sisi, dia bahkan belum menyelesaikan naskah untuk bulan ini.

 Jika dia harus memulai cerita lain saat dia sedang mengerjakan cerita itu, dia mungkin harus mempersiapkan dirinya untuk tingkat kesulitan yang sama seperti yang dia lakukan di bulan Mei lalu. 

 "Yang lebih penting ayo kita lakukan yang terbaik. Aku juga akan melakukan yang terbaik untuk membantu."  (Rintaro)

 "Uuuu...... Rintaro adalah anak yang baik hati...... Aku nanti akan memberimu banyak uang tambahan untuk pekerjaan paruh waktumu."  (Himiko)

 "Aku tak sabar untuk itu."  (Rintaro)

 Saat ini masih sebelum jam sembilan.

 Dan jika sudah jam sembilan, asisten yang lain akan datang. 

 Aku adalah tipe seorang pekerja yang lambat, jadi aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan sebelum mereka datang. 

 Tidak sepertiku, semua asisten yang lain berusaha mencari nafkah dari manga, jadi tidak mungkin bagiku bisa mengikuti mereka dalam hal teknik maupun kecepatan. 

 "Ah, itu benar. Rintaro, kenapa kamu tidak pergi ke tempat ini?"  (Himiko)

 "Eh?"  (Rintaro)

 Tiba-tiba, Yuzuki-sensei meletakkan dua tiket di atas mejaku.

 Sepertinya itu adalah tiket gratis utuk mengunjungi akuarium. 

 "Kenapa Sensei memberiku tiket ke akuarium?"  (Rintaro)

 "Rupanya, salah satu asistenku dicampakkan oleh pacarnya....... Mereka sebenarnya berencana pergi ke sana bersama, tapi dia memberikan ini padaku karena terlalu berat baginya untuk pergi sendiri. Aku tidak memiliki siapa-siapa yang bisa aku ajak, dan lagi aku punya banyak pekerjaan. Tapi jika itu Rintaro, kamu bisa pergi dengan Otosaki-san, kan?"  (Himiko)

 "Yah, itu mungkin benar, tapi...... Tidak sepertiku, dia adalah orang yang sibuk. Jadi, itu mungkin hanya akan membuang-buang waktunya."  (Rintaro)

 "Setidaknya kamu bisa bertanya padanya tentang itu dulu. Jika dia tidak bisa, kamu bisa memberikannya kepada seseorang di sekolahmu."  (Himiko)

 "Ah, baiklah kalau begitu..." (Rintaro)

 Untuk saat ini, aku menyimpan tiketnya di dompetku dulu. 

 Aku akan mencoba mengajak Rei untuk pergi dulu seperti yang dia katakan, tapi jika dia tidak bisa, maka aku akan memberikan tiket ini kepada Yukio. 

 Beberapa orang mungkin berpikir bahwa aku harus mengajak Yukio sendiri, tapi————secara pribadi, aku tidak suka ide mengajak seseorang pergi karena orang pertama aku ajak tidak bisa datang.

 Itu membuat saya merasa seolah-olah aku memberi tahu orang lain bahwa dia adalah yang terbaik kedua.

 Aku lebih suka tidak mengajaknya pergi daripada merasa seperti itu.

 "Ini adalah kencan pertamamu, kan, Rintaro? Ufufufufu. Beritahu aku nanti hasil kencannya, oke?"  (Himiko)

 "Kamu agak payah mencoba mengolok-olok orang lain padahal kamu sendiri belum pernah melakukannya, kan, Yuzuki-sensei?"  (Rintaro)

 "Kamu baru saja mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak kamu katakan!"  (Himiko)

 Tangisan seniman manga, yang tidak pernah memiliki pacar seumur hidupnya, bergema di seluruh ruangan.

 ◇ ◆ ◇

 Pada malam hari ketika aku sudah menyelesaikan pekerjaanju sebagai asisten sementara, saat ini aku sedang mengaduk kari ala Jepangku agar tidak gosong, dan memikirkan tiket akuarium yang diberikan Yuzuki-sensei kepadaku tadi. 

 "Hmmm...... tidak peduli bagaimana aku mengatakannya, ini hanya terlihat seperti undangan untuk peergi berkencan, bukan?"  (Rintaro)

 Seorang pria mengundang seorang wanita untuk pergi ke akuarium.  Dan hanya mereka berdua.

 Anehnya aku menyadarinya karena Mia menanyakan sesuatu yang aneh padaku kemarin.

 Aku tidak bermaksud seperti ini, tapi...... Aku sudah merasakan semacam ketegangan yang tidak nyaman untuk sementara waktu sekarang.

 "Aku pulang."  (Rei)

 Pintu depan terbuka dan setelah itu Rei berjalan menuju ke ruang tamu.

 Aku sudah begitu terbiasa dengan hubungan dia yang mengatakan "aku pulang" dan aku menyapanya "Selamat datang di rumah" sehingga aku tidak bisa menganggapnya sebagai ketidaknyamanan lagi.

 "Oh, selamat datang di rumah."  (Rintaro)

 "! Apakah hari ini kamu membuat kari?"  (Rei)

 "Ya. Aku membuat kari ala Jepang dengan kaldu sup. Aku tadi memodifikasi sedikit bahannya, jadi beri tahu aku nati pendapatmu,oke? "  (Rintaro)

 "Ya."  (Rei)

 Rei, yang terdengar sedikit bersemangat, segera mencuci tangannya dan kembali ke ruang makan. 

 Sementara itu, aku meletakkan nasi putih di mangkuk, menuangkan kari di atasnya, dan kemudian meletakkannya di atas meja.  Aroma rempah-rempah dan kaldu sup bercampur, memenuhi ruangan dengan aroma yang menggugah selera dan berbeda dari kari biasa.

 ""Selamat makan!"" (Rintaro, Rei)

 Aku mengambil sesendok kari dan memasukkannya ke dalam mulutku.

 Aromanya terasa bahkan lebih kuat dari bau yang memenuhi ruangan.

 Yup, ――――rasanya ini sangat lezat. 

 Aku pikir sebagian dari itu adalah karena diriku yang kelaparanlan akibat bekerja keras seharian, tetapi bahkan tanpa itu, itu memang sangat lezat. 

 Aku pikir ini akan menjadi salah satu menu favoritku. 

 "Enak......! Ini memiliki rasa yang berbeda dari kari biasanya."  (Rei)

 "Syukurlah. Aku tadi melakukan sedikit riset di Internet sebelum aku membuatnya, dan aku tiba-tiba ide untuk membuatnya."  (Rintaro)

 Dan pada akhirnya, Rei menambah dua kali, sehingga karinya berkurang sekitar satu piring, dan dengan begitu makan malam sudah selesai.

 Dan seperti yang biasa kami lakukan, setelah makan malam Rei dan aku menyesap kopi sambil menonton TV dengan santai.

 "Kapan acara yang kalian rekam hari ini akan tayang?"  (Rintaro)

 "Sekitar dua minggu kemudian."  (Rei)

 "Hee......" (Rintaro)

 Sambil mengobrol, aku melirik jam. 

 Kurasa, sepertinya sudah waktunya. 

 Aku mengeluarkan tiket yang ada di sakuku dan meletakkannya di depan Rei.

 "Rintaro, apa ini?"  (Rei)
 
 "Tiket untuk mengunjungi akuarium. Yuzuki-sensei memberikannya padaku tadi. Dia ingin aku dan Rei pergi ke sana bersama."  (Rintaro)

 Rei melihat tiket dan menatapku dengan ekspresi tercengang.

 Aku tidak yakin apa yang harus dilakukan.

 "...... Yah, sangat berbahaya bagi seorang idol untuk berada di akuarium bersama dengan seorang pria. Bagaimanapun juga, itu ide yang buruk, jadi kamu bisa mengatakan tidak jika itu tidak memungkinkan."  (Rintaro)

 "----Pergi."  (Rei)

 "Apa?"  (Rintaro)

 "Aku ingin pergi......! Aku ingin pergi bersamamu!"  (Rei)

 Rei tiba-tiba mencondongkan tubuh ke depan dan berkata dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya.

 Momentum itu membuatku terkejut tanpa sadar.

 "O-oh ......, begitu."  (Rintaro)

 "Aku pasti akan menyamar agar tidak dikenali. Juga aku libur sabtu depan, jadi seharusnya tidak ini masalah."  (Rei)

 "O-oke, oke! Jika kamu baik-baik saja maka kita akan pergi!"  (Rintaro)

 Jadi, tanggal untuk pergi ke akuarium kami sudah ditetapkan dengan lancar.

~•~


<<Sebelumnya|Semua|Selanjutnya>>

Dukung kami

Related Posts