Daininki Idol na Classmate ni Natsukareta, Isshou Hatarakitakunai Ore Volume 1 Chapter 22


Chapter 22: Kencan di Akuarium (Bagian 3)


 "Baiklah, ayo pergi dari sini."  (Rintaro)

 "Ah, aku ingin menyapa kakak penjaga ......" (Rei)

 "Kita perlu melakukan sesuatu tentang pakaian itu sesegera mungkin!"  (Rintaro)

 Aku menarik tangan Rei dan kami meninggalkan venue.

 Aku menyampirkan handuk yang ada ditanganku didadanya, untuk berjaga-jaga jika seseorang mungkin melihatnya.

 Kami bergegas menuju ke toko suvenir di akuarium.

 "Dengar, kamu tidak bisa berjalan-jalan dengan penampilan ini, kan? Ini mungkin sedikit membuang-buang uang, tapi kamu harus membeli beberapa pakaian di sini."  (Rintaro)

 "Mm...... Kurasa kamu memang benar."  (Rei)

 Menatap dadanya, Rei sepertinya akhirnya menyadari bahwa dia sedang basah kuyup.

 Barang-barang yang berjejer di depannya adalah T-shirt dengan gambar ikan tercetak di atasnya.

 Bukannya aku tidak menyukainya, tapi menurutku itu lebih baik daripada memperlihatkan pakaian dalamnya karena basah. 

 "Rintaro, ayo kita beli pakaian couple kalau begitu."  (Rei)

 "Apa?"  (Rintaro)

 "Karena kita sudah di sini, aku ingin kita memakai pakaian yang serasi."  (Rei)

 "Itu memalukan! Kuta berdua bahkan bukan seorang pasangan......" (Rintaro)

 "Hari ini adalah hari kencan. Apa itu tidak bagus......?"  (Rei)

 Itu benar-benar tidak masuk akal――――

 Namun, mata memohon dari seorang idol yang sangat populer memiliki kekuatan penghancur yang luar biasa, dan aku tersentak tanpa sadar.

 Aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengajaknya, jadi aku tidak ingin membuatnya kecewa karena menolaknya.

 (Sepertinya mau bagaimana lagi, huh......)

 Aku menghela napas panjang dan mengambil kaus lumba-lumba berwarna biru muda.

 "Oke. Tapi aku tidak ingin memilih apa pun selain kaus lumba-lumba ini."  (Rintaro)

 "Yup. Aku juga berpikir bahwa desainnya ini bagus."  (Rei)

 Rei mengambil kaos lumba-lumba berwarna merah muda yang sama dengan kaus yang aku pilih.

 Aku menolak tawaran Rei bahwa dia akan membayar kedua kaus ini dan aku membayar punyaku sendiri.

 Sebagai seorang pria, mungkin tidak keren untuk tidak membayar kaus Rei juga, tetapi aku tidak bisa mengatakan bahwa aku akan membayarnya karena aku telah menolak tawarannya.

 Jadi akhirnya kami membeli kaus lumba-lumba yang serasi.

 Tentu saja, tidak ada ruang ganti di toko suvenir, jadi kami menuju ke toilet untuk berganti pakaian.

 Dalam perjalanan, aku dikejutkan oleh pemandangan bahwa dia memiliki ekpresi gembira di wajahnya saat memeluk kaus-nya sendiri.

 "...... Apakah aku serius akan berjalan-jalan dengan ini?"  (Rintaro)

 Di depan cermin di toilet, aku mengamati pakaianku lagi.

 Di tengah kaus putihku, ada gambar lumba-lumba berwarna biru muda sedang melompat dengan anggun.

 Ini cukup menggemaskan.  Ini sungguh menggemaskan, tapi――――

 "Yah, aku pikir ini tidak apa-apa."  (Rintaro)

 Aku tidak akan memusingkan desainnya lagi. Yang paling penting adalah Rei menyukainya. 

 Hari ini, aku akan melakukan semua yang aku bisa untuk memenuhi harapannya, bahkan jika itu bukan tentang pekerjaan rumah.

 Aku berjalan keluar dari toilet dan berencana untuk menunggu Rei di depan panel stand-in foto yang dipasang di dekatnya, tetapi dia juga keluar dari toilet, hanya berselang beberapa detik. 

 Dia mengenakan kaus dengan desain yang sama denganku, hanya warnanya yang berbeda, tetapi entah bagaimana ketika dia memakainya, itu terlihat lebih indah.  Sekali lagi, aku menyadari keagungan dari kecantikannya yang tak tertandingi.

 "Apakah kamu sudah lama menunggu?"  (Rei)

 "Hanya sekitar lima detik."  (Rintaro)

 "Kuharap kamu akan berkata bahwa kamu baru saja tiba. Aku merindukan kata-kata itu."  (Rei)

 "Kamu tahu, kejadian itu baru saja terjadi, saat kita bertemu di stasiun ,kan....... Yang lebih penting ayo kita berangkat."  (Rintaro)

 "Ya."  (Rei)

 Kami kembali ke jalan utama lagi dengan berjalan kaki.

 Pada awalnya, aku malu untuk berjalan menggunakan pakaian couple, tetapi lama-kelamaan aku lupa karena aku terpesona saat melihat ikan berwarna-warni berenang di dalam tangki.

 Ketika aku melihat wajah bahagia Rei yang terpantul di depan kaca akuarium, aku merasa senang telah mengajaknya. 

 Nah, waktu berlalu begitu saja ketika aku bersenang-senang.

 Setelah melihat-lihat dan sampai ujung jalan, kami kembali ke pintu masuk.

 Sekarang waktu menunjukkan pukul 13.00 lebih sedikit.  Itu adalah waktu yang sulit, karena itu masih termasuk waktu makan siang atau bukan jam makan siang.

 Bagaimanapun, saat ini aku merasa sangat lapar, dan aku ingin makan di suatu tempat.

 "Aku sedikit haus, jadi aku akan membeli minuman."  (Rei)

 "Oke, aku juga ingin pergi untuk membeli minum juga."  (Rintaro)

 "Tidak apa-apa. Aku akan mebelikan satu untuk Rintaro juga. Kamu sudah memberiku tiket, jadi biarkan aku melakukan ini sebagai balasannya?"  (Rei)

 "...... Sepertinya aku tidak bisa membantahmu ketika kamu mengatakannya seperti itu."  (Rintaro)

 Rei menyuruhku duduk di bangku terdekat dan dia berjalan dengan cepat ke arah mesin penjual otomatis.

 Hm, aku bosan.

 Untuk mengisi waktu luangku, aku mengeluarkan ponselku dan mencoba mengisi waktu luangku dengan membuka aplikasi manga.

 Akhir-akhir ini, aku sudah menambahkan beberapa judul yang direkomendasikan oleh Rei kedalam daftar favoritku, dan menggunakan tiket dan sistem nyawa yang dipulihkan oleh waktu, dan aku sudah membacanya sedikit demi sedikit.

 Aku sangat menghargai sistem ini.

 Jika aku tertarik dengan lanjutan cerita setelah membaca beberapa bab, maka aku hanya tinggal membeli bukunya. 

 Dengan cara ini, membuatku jarang melakukan pengeluaran yang boros, dan aku dapat menikmati manga sepenuhnya sambil menghemat uang.

 "――――Hah? Shidou-kun?"

Ketika aku mencoba membuka episode pertama manga baru, aku mendengar suara wanita yang aku kenal.

 Ketika aku melihat ke atas, aku melihat Nikaido Azusa, Ketua kelas dari kelas kami, sedang berdiri di depanku. 

 Dia mengenakan rok panjang dengan lengan pendek yang memperlihatkan sedikit bahunya, sedikit lebih dewasa dari pakaian kasualnya, dan dia menatapku dengan mata terkejut.

 "......Bukankah itu Nikaido-san! Kebetulan sekali ya, kita bertemu di tempat ini."  (Rintaro)

 Karena aku sedikit terkejut olehnya, aku terlambat beberapa saat untuk beralih ke mode pura-pura naif, tetapi aku berhasil memperbaikinya dengan ketegangan.

 Akuu langsung merasa malu karena saat ini aku sedang memakai kaus dari akuarium. Sebelumya aku tidak merasa terganggu saat aku berjalan bersama dengan Rei, tetapi ini jauh lebih memalukan ketika aku mengenakan ini sendirian.  Aku akan diidentifikasi sebagai orang-orang gila yang ceria.

 "Hei Azusa, ada apa?" (Rintaro) 

 Dari sisi lain Nikaido, aku mendengar suara yang familiar lainnya.

 Orang-orang yang muncul adalah Doumoto Ryuuji, Nogi Honoka, dan Kakihara Yuusuke, sekelompok teman dekat. 

 Rupanya, mereka juga datang untuk mengunjungi akuarium ini.

 "Ah, ternyata Shidou. Aku tidak tahu kamu ada di sini juga!"  (Ryuuji)

 "Oh, Doumoto-kun......, kalian masih akrab seperti biasanya, ya."  (Rintaro)

 "Ayolah, ini agak memalukan."  (Ryuuji)

 Tertawa riang, Domoto menggaruk kepalanya, tampak seolah-olah dia tidak sepenuhnya malu.

 Nogi dan Kakihara, yang kemudian mendekatiku, juga tampak terkejut saat melihatku.

 "Ya Tuhan! Bukankah ini Shidou! Sungguh suatu kebetulan."  (Honoka)

 "Aku tidak pernah mengira akan melihatmu beada di sini, kebetulan memang menakutkan."  (Yuusuke)

 Aku melambaikan tanganku kearah Nogi dan Kakihara.

 Sementara itu, aku melirik ke arah mesin penjual 
otomatis yang dituju Rei.

 Dia masih di depan mesin penjual otomatis. Sepertinya dia masih bingung apa yang harus dibeli, karena dia terus mondar-mandir di depan beberapa mesin penjual otomatis.

 Bagus, lanjutkan. Tolong jangan kembali dulu untuk sementara waktu.

 "Tapi tidak apa-apa. Kupikir Shidou adalah seseorang yang tidak pernah membeli barang seperti itu."  (Yuusuke)

 "A-hahaha......Itu tidak benar, aku membeli berbagai macam barang, kau tahu? Aku adalah tipe orang yang membeli sovenir atau semacamnya ketika aku pergi ke taman hiburan."  (Rintaro)

 "Heeh? Kalau begitu mungkin kita cocok!"  (Yuusuke)

 Kita tidak harus begitu.  Awalnya, aku adalah tipe orang persis seperti yang kamu pikirkan―――― itu memang yang sebenarnya, tapi aku tidak bisa mengatakannya dengan lantang.

 Sepertinya mereka baru saja sampai di akuarium, dan sebentar lagi mereka mungkin akan pindah.

 Aku ingin melewati keadaan ini sambil berusaha untuk tidak memberikan informasi yang tidak diperlukan.

 "Hei, Shidou-kun. Karena kita sudah ada di sini, kenapa kita tidak melihat-lihat bersama?"  (Azusa)

 "......Hah?"  (Rintaro)

 Saat aku sedang bermain-main dengan senyum yang mahir, Nikaido tiba-tiba membuat saran yang tidak bisa kupercaya.

~•~


<<Sebelumnya|Semua|Selanjutnya>>

Dukung Kami

Related Posts