Daininki Idol na Classmate ni Natsukareta, Isshou Hatarakitakunai Ore Volume 1 Chapter 17

 

Chapter 17: Pesta Pindahan Rumah (Bagian 3) 


 "Tapi kamu tahu kan, jika kita tinggal di tempat yang sama, mengapa kita harus makan ditempat berbeda dan secara terpisah? Bukan berarti Rintaro yang harus membuatkan makanannya."  (Kanon)

 "...... Memang."  (Rei)

 Rei mengangguk pada kata-kata Kanon.

 Apa yang dia katakan tentu saja tidak salah.

 Meskipun kami tinggal di lantai apartemen yang sama, akan sedikit membosankan untuk kembali bersama, dan memasuki kamar yang berbeda, dan makan sendirian.

 Jika mereka orang asing, aku tidak keberatan, tetapi mereka bertiga adalah teman dekat bahkan secara pribadi.

 "Tidak terlalu sulit untuk mempersiapkan dua lagi. Namun, karena aku dibayar untuk memasak makanan untuk Rei, itu tidak adil baginya jika aku tanpa syarat mempersiapkan cuma-cuma untuk kalian."  (Rintaro)

 "Yah, itu benar ......" (Rei)

 Paling satu-satunya kerumitan yang datang karena menyiapkan lebih banyak makanan adalah jumlah piring yang harus dicuci menjadi bertambah. 

 Sebaliknya, aku malah tidak merasa kerepotan jika membuat makanan yang banyak.

 Namun, Rei membayarku total sekitar 150.000 yen untuk melakukan pekerjaanku, termasuk untuk membayar sewa gedung, utilitas, dan bahan makannya. 

 Aku tidak ingin memberikan layanan kepada orang lain tanpa jumlah kompensasi yang sama.

 Tentu saja, jika itu hanya suguhan sesekali seperti hari ini, maka aku tidak merasakan keberatan sama sekali――――

 "Menurutku pendapat Rintaro itu tadi ada benarnya juga, tapi bagaimana menurutmu Mia?"  (Kanon)

 “......Ya. Menurutku pendapat Rintaro-kun juga benar. Kalau begitu aku mempunyai sebuah saran: Kalau aku atau Kanon ingin makan masakannya Rintaro-kun, kenapa kita tidak membeli bahan-bahannya sendiri dan membawa kepadanya untuk meminta membuaktkannya?"  (Mia)

 Aku pikir saran itu tidak terlalu buruk――――.

 Aku melirik ke samping kearah Rei. 

 "Yup, kedengarannya itu bagus. Aku tidak keberatan selama aku masih bisa memakan masakannya Rintaro."  (Rei)

 "Lalu bagaimana denganmu, Rintaro-kun?"  (Mia)

 Aku mengangguk sebagai jawabannya, tanpa banyak berpikir.

 "Jika Rei baik-baik saja, maka itu tidak akan merepotkanku, jadi tidak masalah. Kamu bisa membeli apa pun yang kamu mau."  (Rintaro)

 "Kalian berdua sangat baik hati. Terima kasih ya. Kalau begitu, aku akan memintamu untuk melakukan ini secara teratur."  (Mia)

 Untuk beberapa alasan, aku pikir baik Mia maupun Kanon tidak akan datang untuk memintanya membuatkannya setiap hari.

 Aku tidak tahu apakah itu kebiasaan dari pekerjaannya atau tidak, tetapi yang pasti mereka memiliki rasa moderasi dan sopan santun yang baik.

 Juga, menarik untuk dicatat bahwa yang paling jeli dari ketiganya sebenarnya adalah yang termuda, yaitu Kanon.

 Ini mungkin karena dia memiliki banyak saudara, jika dilihat dari cara dia berbicara.

 "Meski begitu, ini hanya akan berlangsung sebulan sampai konser tiba. Aku yakin ini pasti akan berlalu begitu cepat." (Kanon) 

 "Satu bulan lagi dari sekarang itu berarti...... awal bulan Juli."  (Rintaro)

 "Kuharap nanti cuacanya tidak terlalu panas. Aku tidak ingin make-upku luntur karena keringatku."  (Kanon)

 "Apakah konser yang sebelumnya diadakan di awal tahun?"  (Rintaro)

 "Ya, kamu ternyata tahu banyak tentang itu. ...... Dulu sepertinya kamu tidak tertarik sama sekali tentang hal ini ketika kita pertama kali bertemu."  (Kanon)

 "Setelah kalian menunjukkan kepadaku latihan waktu itu dari dekat, mau tidak mau aku menjadi tertarik. Aku menyadari sekali lagi bahwa itu adalah sebuah pengalaman yang sangat bagus bagiku."  (Rintaro)

 MilleSta mengadakan sekitar tiga konser besar dalam setahun.

 Konser utamanya diadakan di musim panas, musim gugur, dan musim dingin,――――dan mereka akan menampilkan lagu-lagu yang baru untuk setiap musim.

 Tempatnya selalu ramai.  Jika kau tidak berhasil mendapatkan tiket di putaran pertama penjualan tiket, maka kau tidak akan punya pilihan lagi selain membeli tiket kepada orang yang menjualnya kembali, yang dijual dengan harga lebih tinggi.  Namun, baru-baru ini, tindakan baru telah diambil untuk mencegah hal ini terjadi, yaitu penjualan tiket kedua akan diadakan lagi segera setelah penjualan tiket kembali yang berbahaya dikonfirmasi.

 "Rintaro, maukah kamu datang ke konser kami selanjutnya?"  (Rei)

 "Aku ingin sih, tapi aku tidak yakin aku bisa mendapatkan tiketnya."  (Rintaro)

 "Jangan khawatir tentang itu. Aku punya tiket untuk Orang-orang yang ada kaitannya dengan kami."  (Rei)

 "Ee ......, Apakah itu tidak apa-apa, memberiku tiket itu?"  (Rintaro)

 "Rintaro sudah menjadi orang yang berkaitan dengan kami. Jadi kalau aku bilang begitu, makan tidak akan ada masalah."  (Rei)

 Berbicara tentang orang-orang yang berkaitan, apakah aku memang orang yang sudah  yang berkaitan dengan mereka. 

 "Pada dasarnya,kami memiliki jumlah undangan pribadi yang terbatas, tetapi karena kami baru berada didunia hiburan selama dua tahun, maka kami tidak memiliki banyak koneksi yang cukup di industri hiburan. Jadi, kami selalu memiliki beberapa tiket yang tersisa."  (Mia)

 "Lalu kenapa kamu tidak mengundang orang tuamu atau temanmu dari sekolah?"  (Rintaro)

 "Tentu saja, aku pasti akan mengundang orang tuaku ketika mereka tidak sibuk, tetapi jika aku mengundang seseorang dari sekolah, makan nanti aku akan dinilai terlalu memihak pada orang itu. Itulah alasannya."  (Mia)

 "Ah ......, aku paham apa yang kamu maksud."  (Rintaro)

 Aku tidak berpikir mereka memiliki cukup ruang untuk mengundang semua teman mereka dari sekolah.

 Masuk akal bagiku bahwa akan lebih baik untuk tidak mengundang siapa pun daripada mengundang orang tertentu dan nantinya malah membuat orang-orang di sekitar merasa iri dan cemburu.

 "Aku berada dalam situasi yang hampir sama dengan Mia. Aku memiliki beberapa kenalan yang merupakan aktor muda yang sudah mendekatiku dengan motif tersembunyi, tetapi aku tidak ingin mengundang mereka dan membuat mereka salah paham."  (Kanon)

 "...... Hee~."  (Rintaro)

 "Ap-, ada apa dengan reaksimu itu!?"  (Kanon)

 "Tidak, aku hanya terkejut bahwa ternyata ada seorang pria yang sedang mencoba mendekatimu, ya."  (Rintaro)

 "Itu tidak sopan⁉ aku ini adalah gadis yang imut, tidak mungkin seorang pria tidak akan mendekatiku, oke!?"  (Kanon)

 Kemudian Kanon berdiri di depanku.

 Memang benar bahwa dalam hal keimutan saja, aku pikir dia yang terbaik dari MilleSta.

 Baik Rei dan Mia lebih merupakan tipe seorang yang cantik daripada tipe imut, jika aku harus mengklasifikasikan mereka.

 Namun, semua keimutan itu hancur oleh kenyataan bahwa wajahnya begitu putus asa.

 "Kanon lucu saat dia diam."  (Rei)

 "Hah!? Apa maksudmu, Rei? Aku masih imut saat berbicara!"  (Kanon)

 "...... Ye~p."  (Rei)

 "Jangan berkata "Ye~p" Kepadaku! Jika aku tidak bisa mendapatkan persetujuanmu, apa yang harus aku percayai?"  (Kanon)

 *Gawrr*.  Efek suaranya sangat cocok untuknya.

 Itu benar-benar layak untuk dipermainkan.

 "......Ah, ngomong-ngomong, ada film yang ingin aku tonton bersama kita berempat."  (Rei)

 Rei tiba-tiba mengatakan itu, dan mengeluarkan kaset DVD dari tasnya.

 Rupanya, dia bersusah payah untuk menyewa kaset DVD di zaman sekarang ini.

 "......" Sadako-san si Pendendam"? Rei, apa ini?"  (Mia)

 "Film horor."  (Rei)

 "Bukan itu maksudku, aku tahu apa itu ......" (Mia)

 Aku tahu maksudmu, Mia.

 Aku benar-benar tidak dapat menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan film-B yang tak terlukiskan ini————.

 Kanon, Mia, dan aku merasakan suasana aneh ini dan saling memandang.

 "Aku sudah lama penasaran dengan film ini sejak aku melihat namanya di situs distribusi video beberapa waktu lalu. Aku ini bukan penggemar film horor, jadi jika memungkinkan aku ingin menontonnya bersama kalian."  (Rei)

 "Y-yah......kedengarannya ini mungkin menyenangkan jika menontonnya bersama teman-teman......sambil menikmati cemilan, kan?"  (Kanon)

 Kanon setuju dengan Rei, dia memilih kata-katanya dengan cukup hati-hati.

 Menonton anime dan film bersama teman memang memiliki nuansa yang berbeda dengan menonton sendirian.

 Bukannya aku akan menolak sesuatu yang Rei susah payah sewa karena "itu tidak terlihat menarik".

 "Rintaro-kun, sudahkah kamu mempersiapkan diri!?"  (Mia)

 "...... Kalau begitu aku akan membuat sesuatu dulu untuk dimakan."  (Rintaro)

 "Tidak, kamu tidak bisa. Rei akan takut jika kamu meninggalkannya sendirian."  (Mia)

 Mia meraih lenganku sambil tersenyum.

 Dengan demikian, rute pelarianku sudah diblokir――――.

 Aku menyerah dan kemudian berbalik ke arah Rei.

 "Baiklah, kita berempat akan menontonnya bersama."  (Rintaro)

 "Terima kasih banyak, teman-teman. Lalu――――."  (Rei)

 Rei meletakkan DVD di konsol game yang dipasang di bawah TV di rumahku.

 Meskipun ini adalah konsol game, ia juga dapat memainkan berbagai macam kaset DVD, dan mulai menampilkan video yang berdurasi dua jam di layar TV, yang mungkin ini akan menjadi pertempuran melawan rasa kantuk.

~•~


<<Sebelumnya|Semua|Selanjutnya>>

Dukung kami

Related Posts