Daininki Idol na Classmate ni Natsukareta, Isshou Hatarakitakunai Ore Volume 1 Chapter 16

 

Chapter 16: Pesta Pindahan Rumah (Bagian 2) 


 Aku memegang pisau dan memotong bahan-bahan yang berada di atas talenan.

 Aku terlalu terbawa suasana untuk hari ini, jadinya aku membeli daging dan seafood. 

 Aku juga membeli beberapa sayuran yang biasanya tidak aku beli, jadi dari sudut pandang kasir supermarket, sudah jelas bahwa aku akan memasak untuk sebuah pesta.

 Sambil mendengarkan lagu dan bersenandung sendiri, aku meletakkan fillet salmon, scallop, wortel yang diiris tipis, bawang bombay, dan jamur shimeji di atas selembar aluminium foil, yang sebelumnya sudah aku lapisi mentega, dan stelah itu aku tuangkan kecap di atasnya.  Setelah selesai aku bungkus dengan aluminium foil kemudian dipanggang ke dalam oven.

 Selanjutnya, aku akan memasak seafood serta sayuran seperti bawang bombay dan bawang putih yang dicincang halus di atas wajan.

 Ketika cumi-cumi, yang merupakan salah satu jenis makanan laut, sudah berwarna agak kecoklatan dan bawangnya sudah mulai transparan, aku lalu menambahkan tomat yang sudah aku cingcang dan menunggu sampai mendidih. 

 Kemudian aku menambahkan udang dan daun bawang, air, garam, dan kunyit untuk membuat sup.

 Saat semua bumbu sudah mulai meresap pada seafood nya, aku lalu mengangkat seafoodnya, setelah itu aku merendam nasi kedalam kuah seafood tadi.

 Setelah kuahnya tadi sudah terserap habis oleh nasinya, akhirnya paella sudah siap.

 Semabari menunggu paella tadi matang, aku menyiapkan salad sayur, terutama sayur salada. 

 Setelah itu aku mulai memanggang iga yang sudah aku bumbui tadi sebelum kedatangan Yuzuki-sensei di atas kompor terpisah. Aku merendam iga tadi yang sudah dibumbui dengan sedikit air, dan akhirnya memasaknya sebentar sebelum meletakkannya di piring.

 Itulah keempat menu hidangannya. 

 Aku memutuskan untuk membuat satu sup lagi, jadi aku memotong bacon dan bawang bombay menjadi potongan-potongan kecil, merebusnya, dan menambahkan bahan dasar consommé.

 Sup consommé sekarang sudah lengkap.

 Aku cukup senang dengan hasil masakan ini.

 Aku mungkin terlalu bersemangat untuk memasak jadi aku membuatnya terlalu banyak, tetapi perut Rei seharusnya bisa mengatasinya sampai batas tertentu.

 "Mmm, apakah kamu baru saja memikirkan sesuatu yang sedikit kasar?"  (Rei)

 "Haha, apa yang kamu bicarakan, Rei? Tentu saja aku tidak akan berpikir seperti itu, kan?"  (Rintaro)

 "Mm... Apakah begitu?"  (Rei)

 Ada apa dengan gadis ini?  Apakah dia itu seorang esper?

 Aku kemudahan menyelesaikan hidangannya dengan sikap acuh tak acuh.

 Aku menghias paella dengan lemon, dan membumbui sup dan iga dengan garam dan merica.

 Aku memeriksa panas foil yang aku panggang tadi, untuk memastikan apakah daging salmon sudah empuk atau belum, setelah sudah empuk aku lalu meletakkannya di atas piring.

 "Baiklah ......, kurasa ini sudah pas."  (Rintaro)

 Aku mencicipinya kembali dan memastikan bahwa tidak melewatkan apa pun.

 Dan tepat saat masakannya sudah siap, interkom berdering.

 Tampaknya keduanya telah tiba.

 "Rei, suruh mereka masuk."  (Rintaro)

 "Baik."  (Rei)

 Aku menyuruh Rei untuk berurusan dengan keduanya, sementara itu aku menyiapkan hidangannya yang sudah jadi di atas meja di depan sofa.

 Aku sudah menyiapkan piring dan gelas untuk kami berempat.

 Aku merasakan ini sebuah pencapaian hebat, bahwa aku sudah melakukan pekerjaan dengan baik.

 Tepat ketika aku hendak membuat selebrasi, aku mendengar suara langkah kaki datang dari arah pintu masuk.

 "Rintaro, aku di sini."  (Kanon)

 "Maaf atas gangguannya."  (Mia)

 Aku menelan ludah ketika melihat Kanon dan Mia muncul di ruang tamu.

 Kanon mengenakan t-shirt yang memperlihatkan bahunya dan celana jeans robek.  Dia biasanya mengikat rambutnya, tapi saat ini dia mengurainya, yang membuatnya terlihat lebih dewasa.

 Mia mengenakan hoodie tipis di atas atasan tanpa lengan dan hot pants. Yang membuat kakinya terlihat sampai ke pangkal pahanya, membuatku kesulitan untuk melihatnya.

 Ini adalah jenis keterkejutan yang sama, yang pernah kualami saat pertama kali melihat pakaian santai Rei atau pakaian latihannya. 

 Kalau aku pikir-pikir lagi, pasti sangat jarang kau memiliki kesempatan untuk melihat seorang idol dengan pakaian normal mereka, kan?

 "Kenapa kamu menatapku seperti itu? Apakah kamu terpesona olehku saat menggunakan pakaian kasual ini?"  (Kanon)

 "Hanya sampai satu detik yang lalu."  (Rintaro)

 "Eh!? Kenapa? Kenapa kamu tidak kepincut sekarang?"  (Kanon)

  Itu maksudku------Aku menelan kata-kata
 Ini karena aku pikir tidak akan membantu.

 "Baunya enak. Apakah kamu yang membuat semua hidangan yang berada di atas meja itu?"  (Kanon)

 "Ya. Karena aku sangat senang dengan dapur baru. Jadi aku tampa sadar memasak terlalu banyak."  (Rintaro)

 “Aku tidak masalah dengan itu. Hari ini adalah hari libur, jadi aku tidak ada latihan hari ini, tetapi aku sudah berolahraga lebih banyak dari biasanya. Aku yakin aku bisa makan lebih banyak dari klub atletik di sekitar sini."  (Kanon)

 "Kalau begitu, ini tidak akan menjadi masalah. Lalu cuci tanganmu terlebih dahulu dan setelah itu duduklah di sofa. Sebelum hidangannya dingin."  (Rintaro) 

 Gadis-gadis itu, termasuk Rei, mencuci tangan mereka dan kemudian duduk di sofa.

 Aku meletakkan kursi yang biasanya aku gunakan di meja belajarku dan duduk berhadapan dengan mereka. 

 "Karena kamu bilang kamu akan memasak untuk kita, jadi aku membawa beberapa makanan ringan yang bisanya aku beli untuk cemilan. Ini macaron yang populer di depan stasiun."  (Kanon)

 Setelah mengatakan itu, kanon meletakkan kantong kertas dengan bungkus lucu di atas meja.

 Setidaknya dari sudut pandangku, macaron bukanlah makanan ringan yang bisa dibeli sembarangan.  Bukankah itu seharusnya semacam permen atau cokelat?

 "Kurasa aku melakukan hal yang sama. Aku juga membawa berbagai macam krim puff. Aku ingin tahu apakah kamu bisa membuatnya tetap dingin untukku."  (Mia)

 Sebuah kotak modus lain ditempatkan di depanku. 

 Keduanya membeli sesuatu yang terlihat mahal...... dan fakta bahwa mereka menyebut ini sesuatu yang mudah untuk dibeli tidak terpikirkan oleh kebanyakan orang.

 "Aku sudah menyiapkan minuman juga. 100% jus jeruk keprok dari Prefektur Wakayama."  (Rei)

 Rei mengeluarkan dua botol jus jeruk keprok dari kulkasku dan meletakkannya di atas meja, seperti yang mereka berdua bawa.

 Aku baru saja memeriksa harga jus ini, dan itu lebih mahal dari yang aku bayangkan. 

 "Yah, karena ini adalah pesta, mari kita bersulang dengan jus yang dibawa oleh Rei. Aku akan menuangkannya."  (Mia)

 Mia menuangkan jus ke dalam gelas kami, memastikannya semuanya mendapat bagian sama. 

 Kemudian kami masing-masing mengambil satu gelas dan berdenting bersama.

 "Kanpai."

 "Cheeeers!"

 "Mm, kanpai."

 "......Kanpai."

 Suara dentingan gelas menggema di seluruh ruangan.

 Jus jeruk keprok memiliki rasa yang lebih kaya daripada yang aku bayangkan, dan rasanya sanagat manis dan asam yang membuatku bertanya-tanya ini memiliki rasa yang berbeda dengan yang pernah aku minum selama bertahun-tahun.

 "...... Apakah paella ini juga dibuat oleh Rntaro?"  (Kanon)

 "Ah? Itu benar."  (Rintaro)

 "Aku merasa sedikit minder."  (Kanon)

 "Apakah kamu tidak bisa memasak, Kanon?"  (Rintaro)

 "Bukannya aku tidak bisa memasak. Karena aku punya adik laki-laki dan perempuan, jadi aku biasanya membantu orang tuaku memasak hal-hal yang sederhana. Tapi sejak aku menjadi seorang idol, aku menjadi sangat sibuk dan jarang memasak lagi."  (Kanon)

 "Tapi kamu bisa memasak, bukankah itu sudah bagus?"  (Rintaro)

 "Tapi aku tidak akan bisa mengimbangi kualitas masakannmu ini yang seperti disajikan di sebuah restoran! Ini benar-benar enak!"  (Kanon)

 "Terima kasih. Aku merasakan senang kamu mengatakan itu."  (Rintaro)

  "Terima kasih. Aku merasakan senang kamu mengatakan itu."  (Rintaro)

 Aku berterima kasih atas pujian balik jujurnya seperti biasa, dan setelah itu aku menggigit makananku kedalam mulutku. 

 Dan memang paellanya sangat enak sehingga aku benar-benar ingin memuji diriku sendiri.

 Nasi di paella sudah aku rendam oleh kuah seafood, dan itu membuatku tidak bisa menghentikan sumpitku begitu aku makan sepotong salmon panggang.

 Dan igannya langsung terurai dan menghilang seolah-olah meleleh saat aku masukkan kedalam mulutku. 

 "Mmm...... Mau tidak mau aku mersa sedikit cemburu kepada Rei. Karena kamu bisa makan masakan Rintaro-kun setiap hari, kan?"  (Mia)

 "Yup. Itulah kontrak yang kami buat."  (Rei)

 "Aku iri padamu. Bolehkah aku meminjamnya sebentar?"  (Mia)

 "Tidak. Rintaro adalah milikku."  (Rei)

 "Kamu pelit."  (Mia)

 "Aku tidak pelit."  (Rei)

 Apa yang gadis-gadis ini bicarakan——

 Lebih penting lagi, aku bahkan tidak ingat pernah menjadi milik Rei.

 "......Yah, aku akan menyerah untuk saat ini. Tapi sebelum itu, aku ingin meminta pendapat Rintaro-kun. Kenapa kamu tidak datang ke tempatku daripada ke Rei?"  (Mia)

 "Maaf, tapi aku tidak mau. Aku punya firasat buruk tentangmu, bahkan lebih buruk dari Rei."  (Rintaro)

 "Eee, aku tidak akan melakukan apa-apa."  (Mia)

 "Jika kamu berkata begitu, hentikan senyum menyeringai di wajahmu itu......" (Rintaro)

 Jika kau menunjukkan kepadaku bahwa kau jelas-jelas merencanakan sesuatu, maka aku akan waspada bahkan jika aku tidak mau.

 Bukannya aku tidak menyukai Mia, tapi tidak seperti Rei, dia itu sangat sulit dibaca pikirannya.

 Aku tidak tahu bagaimana mengatakannya, tetapi aku memiliki firasat buruk bahwa jika aku terlibat dengan gadis ini, maka aku akan mendapat banyak masalah.

~•~


<<Sebelumnya|Semua|Selanjutnya>>

Dukung Kami

Related Posts