Daininki Idol na Classmate ni Natsukareta, Isshou Hatarakitakunai Ore Volume 1 Chapter 13

 

Chapter 13: Alasan untuk mimpi itu (Bagian 2) 


  Karena diantara kami yang berpengalaman dalam memasak adalah Nikaido dan aku, makan kita berdua akan bertanggung jawab atas hidangan utama, steak hamburger, sementara Rei dan Kakihara akan bertanggung jawab atas sup dan nasi.

  Omong-omong, untuk Nogi dan Duomoto akan bertanggung jawab atas salad, yang tidak perlu melibatkan api.

  Bagaimanapun, Nikaido dan saya akan menyelesaikan persiapan hamburger sesegera mungkin dan membantu mereka jika mereka dalam kesulitan.  Ini adalah pembagian kerja yang cukup baik.

  Aku tidak tahu apakah Kakihara sendiri menyadarinya atau tidak, tetapi aku pikir peran dia sebagai seorang pemimpin cukup cakap.

  "Sepertinya kamu benar-benar sudah terbiasa melakukan ini ya, Shidou-kun."  (Azusa)

  "Maaf apa?"  (Rintaro)

  "Kamu terlihat sangat pandai dalam memotong bawang, jadi aku sedikit terkejut."  (Azusa)

  Aku lalu menunduk dan menatap tanganku.

  Bawang bombay yang dicincang halus tidak semuanya berukuran sama, tetapi bawang yang aku cincang terlihat sperti merata sehingga kau tidak dapat membedakan ukurannya kecuali aku melihat dari dekat.

  Mungkin karena aku sudah melakukan hal sperti ini selama bertahun-tahun lamanya, jadi secara tidak sadar aku sudah terbiasa melakukan ini.

 "A, aah......, mungkin karena aku sendiri suka menyiapkan makanan. Jadi dari situlah aku banyak berlatih memasak."  (Rintaro)

  "Ternyata begitu. Kalau aku selalu buruk dalam hal memotong....... Lihatlah?"  (Azusa)

 Ketika aku melihat kearah tangannya Nikaido, aku melihat bahwa dia sedang memotong bawang menjadi potongan-potongan kecil, yang tentu saja ukurannya tidak terlalu beraturan.

  Bukannya dia tidak pandai dalam hal itu, tapi―――― dia sepertinya sedikit terlalu khawatir tentang hal itu.

  "Kamu tidak perlu khawatir tentang itu. Ukurannya ini sudah cukup kecil sehingga kamu tidak akan bisa membedakannya setelah diubah menjadi steak hamburger."  (Rintaro)

  "Aku sedikit tidak mengerti, apa maksudnya itu......" (Azusa)

  "Kamu tidak perlu memikirkan bentuknya, selama makanan itu memiliki rasa yang enak, makan itu tidak apa-apa, kecuali jika kamu berada di restoran makan itu harus dipikirkan. Tapi akuu pikir itu tidak apa-apa jika makanannya memiliki rasa yang enak untuk dirimu sendiri atau orang lain yang ingin kamu beri. Juga, akan sangat menyenangkan jika membuat makanan sesuai dengan seleramu sendiri." (Rintaro)

  "......" (Azusa)

  Suara pisau menghilang dari arahnya Nikaido, dan aku melihat kearahnya dengan rasa penasaran. 

  Kemudian, untuk beberapa alasan, dia menatapku dengan tatapan terkejut.

  "A-, ada apa?"  (Rintaro)

  "Ah...... Tidak apa-apa, hanya saja aku berpikir bahwa ternyata Shidou-kun itu orangnya sangat baik ya." (Azusa)

  "Hah?"  (Rintaro)

  Aku memang biasanya selalu berusaha untuk mempertahankan wajah yang lembut.

  "Kamu biasanya terlihat seperti sedang mencoba menyesuaikan dirimu dengan orang lain, tetapi sekarang kamu terlihat sangat tulus."  (Azusa)

  "......Apakah begitu?"  (Rintaro)

  "Ah, ma-, maaf. Aku tidak bermaksud untuk menatapmu."  (Azusa)

  "Tidak, tidak apa-apa, aku tidak keberatan kok......" (Rintaro)

  Aku kira ini bukanlah sebuah kebetulan bahwa dia bisa menjadi ketua kelas.

 Meskipun aku tidak yakin, dia dapat melihat sifat asli ku melalui penampilanku, yang biasanya mencoba untuk tidak terlihat mencolok dan selalu berusaha menjaga jarak terhadap oreng lain. 
 
 Namun, ini tidak menggangguku bahkan jika dia bisa melihat sifat asliku hanya melalui penampilanku. 

  Alasan mengapa aku tidak ingin menunjukkan diriku yang sebenarnya kepala orang lain adalah karena aku takut mengekspos diriku ketika aku bahkan tidak cukup mengenal orang itu dengan baik.

  Jika aku yakin bahwa aku bisa mempercayai seseorang, seperti Yukio, makan aku akan lebih dari bersedia untuk berbicara dengan mereka tanpa berpura-pura. 

 "Aku benar-benar mengagumi betapa bagusnya kamu dalam melakukan hal itu....... Apakah kamu belajar memasak dari ibumu?"  (Azusa) 

 "......." (Rintaro)

 Pada saat itu, aku merasakan rasa sakit yang tajam di ujung jariku. 

 Sepertinya aku jariku sudah terpotong oleh pisau dapur yang aku gunakan. 

 Aku sedikit terkejut melihat ini, seolah-olah ini terjadi pada orang lain. 

 "Apakah kamu baik-baik saja Rintaro-kun!?"  (Azusa)

 "......Ya, tidak masalah."  (Rintaro)

 Aku sedikit tertawa pada diriku sendiri. Aku sudah lama tidak pernah membuat kesalahan yang seperti ini dalam beberapa tahun terakhir, tetapi aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan membuat kesalahan yang seperti ini di sini dan saat ini. 

 Ketika aku masih sedikit terkejut, anggota lain yang saat itu masih bekerja di sekitarku tiba-tiba mendatangiku untuk melihat apa yang sedang terjadi.

 "Shidou? Ada apa?"  (Yusuke)

 "Maaf, Kakihara-kun. Jariku hanya terpotong sedikit."  (Rintaro)

 "Apakah kamu baik-baik saja? Kamu harus segera pergi ke UKS untuk menyembuhkan lukamu itu, jangan khawatir kami akan mengurus sisanya."  (Yusuke)

 "......Baiklah kalau begitu. Aku akan pergi ke UKS dan segera kembali."  (Rintaro)

 Selanjutnya aku memberi tahu guru bahwa aku tidak sengaja memotong jariku dan meninggalkan ruang kelas ekonomi rumah untuk menuju UKS. 

 Saat aku ingin meninggalkan ruangan, aku sedikit menunduk dan menatap kearah Nikaido, wajahnya sedikit berubah dengan diselimuti dengan rasa bersalah, padahal dia tidak perlu melakukan itu. 

 "――――Dengan ini, sekarang sudah tidak apa-apa. Lukanya tidak terlalu dalam, jadi desinfektan dan perban bisa digunakan. Tapi aku tidak merekomendasikanmu melakukan aktivitas yang yang berhubungan dengan air untuk sementara waktu. Karena itu nantinya akan menyebabkan infeksi."

 "Aku mengerti. Aku minta maaf karena sudah mengganggu."  (Rintaro)

 "Tidak apa-apa, bagaimanapun juga ini adalah pekerjaanku. Saat ini kamu bisa kembali ke kelas lagi."

 Setelah Mizuhashi-sensei, guru kesehatan, selesai merawatku, aku kemudian berjalan keluar dari UKS dan menuju lorong.

 Aku mengerutkan kening saat melihat perban di jariku.

 (Aku tidak berpikir bahwa aku akan sangat kesal hanya mendengarnya ......)

 Ini bukanlah salah Nikaido. Karena ini masalah dari mentalku. 

 Aku hanya terkejut karena mendengar kata yang tidak aku sukai itu――――bisa membuatku mengalami seperti ini.

 Aku membuka pintu ruang kelas ekonomi rumah dengan perasaan sedikit cemas. 

 Ketika aku mencoba untuk bergabung kembali dengan kelompok Kakihara, mereka langsung mengelilingiku dengan ekspresi yang sangat khawatir tercermin di wajah mereka.

 "Shidou, bagaimana dengan lukamu?"  (Yusuke)

 "Tidak apa-apa kok, tidak ada yang serius. Tapi aku diberitahu untuk tidak melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan air. Jadi aku rasa aku tidak bisa... banyak membantu. Maaf."  (Rintaro)

 "Ternyata begitu...... Ah, tapi jangan khawatir tentang hal itu. 
Tentang steak hamburger, kami sudah menyiapkannya bahannya dan Azusa nanti akan memasaknya, jadi aku pikir kami bisa menanganinya. Tentang hidangan yang lain mungkin sepertinya...... Akan baik-baik saja juga."  (Yusuke)

 Ketika Kakihara menatap Nogi dan Doumoto dengan tatapan putus asa, mereka berdua mengacungkan jempolnya.

 Dengan melihat ini, membuat Kakihara terlihat semakin cemas, dan aku yakin bahwa untuk saat ini, keduanya benar-benar tidak dapat diandalkan.

 Yup――――bahkan dari sudut pandangku, aku tidak merasa lega karena suatu alasan.

 "Aku, maafkan aku, Shidou-kun. Karena aku yang terlalu banyak berbicara denganmu saat kamu sedang menggunakan pisau tadi."  (Azusa)

 "Tidak , itu tadi adalah kecerobohanku sendiri, jadi kamu tidak perlu meminta maaf, Nikaido-san. Malah sebaliknya, aku minta maaf kepadamu karena membuatmu menyiapkan hidangan sendirian."  (Rintaro)

 "Mmmh! Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan saja."  (Azusa)
 
 Kemudian aku mengalihkan pandanganku dari Nikaido dan menatap Rei.

 Dia tampak agak khawatir tentang keadaanku, tetapi ada sedikit ekpresi kebingungan di matanya.  Bahwa dia belum pernah melihatku melakukan kesalahan sebelumnya, jadi aku yakin dia pasti kaget. 

 Untuk saat ini, aku akan memeriksa stek hamburger yang dibuat Nikaido. Tampaknya remah roti dan telur digunakan sebagai hiasan, dan sepertinya tidak ada yang salah. Jika kamu mengempiskannya dan memanggangnya dengan tepat, maka kamu akan mendapatkan bentuk dan tekstur steak hamburger yang sempurna.

 "Shidou, aku minta maaf jika aku sedikit memintamu untuk melakukan beberapa tugas, tapi bisakah aku memintamu untuk membuang sampah atau mengatur piring?"  (Yusuke)

 "Tidak apa-apa, aku malah lebih suka jika kamu membiarkanku melakukan itu. Lagipula aku tidak bisa membantu memasak...." (Rintaro)

 "Oke. Kalau begitu, silakan."  (Yusuke)

 Betapa bijaksananya dia.  Dia mengantisipasi bahwa aku akan merasa bersalah karena hanya makan makanan tanpa membantu, jadi dia sedikit memberiku pekerjaan ini. 

 Jika dia bisa memikirkan banyak hal tentang perasaan orang lain, tidak heran dia sangat populer.

~•~


<<Sebelumnya|Semua|Selanjutnya>>

Dukung kami

Related Posts