Ore no Oyome-san, Hentai Kamo Shirenai: Zero Kyori datta Osananajimi, Kekkon Shita Totan Sokuochi Shite Ore ni Muchuu desu Chapter 5


Chapter 5: Berlatih hidup bersama?

*

 Kami mungkin masih memiliki masalah dengan tujuan perjalanan kelulusan kami, tetapi untuk saat ini, bagi kami yang telah menyelesaikan ujian, ada banyak hal lain yang perlu kami putuskan.

 Kami mendapat izin dari orang tua kami untuk melakukan apa yang kami inginkan setelah kami lulus sekolah menengah juga.

 Singkatnya, mereka menyuruh kami meninggalkan rumah, menyewa apartemen atau rumah dan tinggal bersama.

 Mulai sekarang, banyak siswa sekolah menengah yang telah lulus ujian masuk akan mulai mencari tempat tinggal untuk pergi ke universitas mereka. Aku berani bertaruh agen real estat akan kehabisan akal. 

 Karena itu, sebelum mereka menemukan diri mereka dari kekacauan, Ryoka dan aku memutuskan untuk pergi dan mencari tempat tinggal.

 Kami meminta mereka menunjukkan kepada kami beberapa tempat yang berbeda.

Dan hasil dari mencari itu?

 Kami awalnya berpikir untuk menyewa 1LDK, tetapi setelah melihatnya, ternyata lebih mahal dari yang pernah kami bayangkan.

 [TN: LDK = apartemen dengan 1 Kamar tidur, Ruang Tamu, Ruang Makan, Dapur]

 Kami mencari apartemen di dekat stasiun kereta api yang dekat dengan universitas, tetapi kisaran harga sewanya sangat tinggi, itu membuat kami berpikir dua kali.

“Haruskah kita memilih tempat yang berjarak 1 atau 2 stasiun dari universitas?”

“Mempertimbangkan biaya bulanan, sepertinya itu pilihan terbaik.”

“Kalau begitu, ayo lakukan itu.”

 Kami menyerah untuk tinggal di dekat stasiun kereta api yang paling dekat dengan universitas dan malah mencari apartemen yang agak jauh.

 Hasilnya, kami menemukan 1LDK yang menjanjikan di daerah tersebut.

 Jadi, aku melaporkan kepada ibuku bahwa kami akan menandatangani kontrak untuk mulai tinggal di sana pada mulai musim semi.

 "Bukankah tidak apa-apa kalau kalian pindah ke sana bahkan dari bulan Maret?"

 “Meskipun kita tidak perlu pergi ke sekolah menengah lagi, karena itu akan mengeluarkan beberapa biaya, bukankah menurutmu itu sedikit membuang-buang uang? Tidak peduli berapa banyak uang yang kita dapatkan dari lotre, kami belum benar-benar masuk ke manajemen aset atau apa pun. Jadi, itu hanya akan berkurang. Dan pikiran itu membuatku takut.”

 "Itu benar. Lagipula, mengingat ini akan menjadi pertama kalinya kalian tinggal bersama dan seterusnya, kalian harus berlatih di rumah sebelum itu. Meninggalkan kedua rumahmu dan mulai hidup bersama untuk pertama kalinya, jika kalian berkelahi itu akan menjadi hal yang buruk.”

"Latihan di rumah?"

“Ya, tinggal bersama Ryoka-chan. Di rumah kita."

“Bagaimana dengan orang tuanya?”

“Tentu saja mereka ada di sini bersama kita. Dan dengan itu, aku akan pergi dan menghubungi orang tua Ryoka-chan, oke?”

 Mulai April, saat kami mulai kuliah, aku akan tinggal bersama Ryoka di sebuah apartemen.

 Atau setidaknya, itulah yang kupikirkan. Tampaknya entah bagaimana, sebelum pindah, kita akan berlatih tinggal bersama di rumahku.

 Mungkin tidak perlu dikatakan. Tapi, aku akan tetap mengatakannya. Aku tidak bisa berhenti berkeringat dingin di sekujur tubuhku.

 Di rumah ini, tinggal bersama Ryoka... Maksudku, apakah mereka serius?


* * *


 Sore hari ketika ibuku menyuruhku untuk berlatih hidup bersama dengan Ryoka, di rumah kami.

 Ryoka datang ke rumahku dengan membawa tas yang besar.

 “Meskipun kita akan hidup bersama mulai April. Tapi, aku tidak pernah membayangkan sesuatu seperti ini akan terjadi.”

 “Yah... bagaimanapun, kita akan tetap tinggal bersama."

 "Benar juga. Ah, ngomong-ngomong. Dimana kamarku?"

 “Ah, soal itu. Ibuku bilang 'karena kalian adalah suami-istri. Jadi, Ryoka-chan akan tinggal dikamar bersamamu.' Itu yang dia katakan."

 "Mnm, begitu ya.."

 "Ya, ngomong-ngomong. Apa cuma itu saja barang bawaanmu?"

 "Tidak, kata Ayahku dia akan membawa beberapa barang lain di dalam mobil.”

 Untuk saat ini, kami mengatur dan menaeuh semua barang yang dibawa Ryoka.

 Aku menyerahkan sudut lemari di kamarku ke Ryoka, tempat untuk dia menyimpan pakaiannya.

 "Lihat lihat! Celana dalam dan bra istrimu!”

 "Hei kau! Kita mungkin teman masa kecil. Tapi, paling tidak kau tahu malu lah…”

 Aku masih tidak bisa melupakan sensasi teman masa kecil.

 Segera setelah aku mulai mengatakannya, aku menyadarinya sendiri.

 "Kita adalah pasangan yang sudah menikah. Jadi, tidak ada masalah, kan?"

 “Mnm.. Itulah sebabnya, nggak usah malu-malu sama istrimu sendiri."

"Uh-huh…"

 Pernikahan bohongan, itu karena kami menikah konyol karena menang lotr- tidak, lebih tepatnya kami menikah karena tidak ingin terkena pajak hadiah.

 Aku takut bahwa kami akan melewati batas.  

 Hanya karena kami tidak begitu cocok satu sama lain, memaksa kami untuk menikah. Permainan hukuman macam apa ini?

 "Yuuki, ada apa?"

 “Eh! T-Tidak, bukan apa-apa. Aku cuma memikirkan sesuatu."

 "Hmm~, kamu memikirkan hal mesum, bukan?"

 "Ugh..! S-sudah lupakan."

 "Heh~"

 "A-Apa?"

 "Tidak, yah. Kalau begitu.. cepat bantu aku sini, jangan cuma berdiri di sana saja."

 "Baik, aku mengerti."

 Kami terus menatuh semua barang milik Ryoka di kamarku.

 Hari ini tanggal 25 Februari. Sedangkan kami akan tinggal berdua sebagai pasangan suami-istri pada awal bulan Apri mendatang.

 Jadi, untuk saat ini. Kami akan tinggal bersama di rumahku untuk latihan yang dimaksud oleh Ibuku selama 1 bulan.

 … Yah, tentu saja. Saat aku memikirkan apa yang akan terjadi mulai sekarang, aku mengambil salah satu celana dalam Ryoka dan mulai menyimpannya di dalam lemari.

 “Oohh, ini pemandangan yang bagus! Mungkinkah ini salah satu pakaian dalam yang dirumorkan itu?”

 “Eh, ah, ya. I-itu benar. Aku gadis SMA. Aku akan berada dalam masalah kalau aku tidak memiliki satu atau dua pakaian dalam seperti itu..”

 Matanya bergerak kesana kemari.

 Tentu saja, alasannya jelas seperti siang hari.

 Ryoka mungkin tidak bingung sedikit pun saat menggodaku, tapi saat dia yang digoda, wajahnya dengan mudah menjadi merah menyala.

 Ini adalah balasanku untuk tindakan sebelumnya 'Lihat, lihat! celana dalam istrimu'.

 “Yah, aku tidak percaya.. aku bisa melihat celana dalam seperti yang ini."

"....."

 "Ryoka, kapan kau akan memakainya?"

 “Eh, ah, eh, erm…”

 Dia membuka dan menutup mulutnya seperti ikan.

 Karena bagian dari istriku itu sangat imut, aku secara tidak sengaja menggodanya lebih jauh.

 "Kau mau memakainya untukku hari ini, kan?"

 “Uuu~~~~”

 Wajahnya merona merah.

 Tinggal selangkah lagi untuk memperlihatkannya di wajahnya, aku mendekatkan celana dalam itu ke wajah Ryoka.

 Kemudian, setelah mendorongnya berulang kali, dia akhirnya meledak.

 "Sekarang! Aku akan memakainya saat ini juga! Berikan padaku!"

 Ryoka mulai melepas pakaian dan memakainya.

 Tepat pada saat ini, ibuku datang untuk melihat bagaimana keadaan kami.

 “Tidak apa-apa untuk menjadi sedikit bersemangat. Tapi, tolong selesaikan semuanya segera. Atau lebih tepatnya, melakukannya di rumah tidak diperbolehkan. Ini adalah latihan untuk menahan diri. Dan juga untuk mencegah kalian berdua memanjakan terlalu banyak setelah kalian mulai hidup sendiri, oke?”

 Cepat dan selesaikan beres-beresnya dan kalian harus menahan diri, katanya.

 Tidak tahan lagi dengan rasa malu kami, kami perlahan mengangguk menunjukkan persetujuan kami dan melanjutkan untuk mengatur dan membersihkan kamar.

 Nah, saat itulah kami selesai mengatur semua barang setelah Ryoka datang ke kamarku.

 Ibuku memanggilku dan Ryoka ke meja makan.

 Kami dengan patuh menuju ke ruang makan dan kami melihat makan malam mewah yang diletakkan di atas meja.

 “Tidak mungkin kita tidak merayakan kedatangan Ryoka-chan, kan? Ketika ayah kembali dari membeli kue, jadi nanti mari kita bersulang bersama.”

 “Ah, ya.”

 “Eh, iya…”

 “Ara, Ryoka-chan. Tidak perlu terlalu sopan, oke? Santai saja seperti biasanya. Lagipula, kamu sekarang menjadi anakku juga~"

 “Ah, ya. Terima kasih, oba-, tidak, Okaa-san.”

 “Fufu, aku sangat senang akhirnya memiliki seorang putri. Lagipula, 18 tahun masih usia di mana aku bisa menyayangimu!”

 Ibuku terlihat sangat gembira.

 Meskipun aku mengatakan bahwa ini adalah 'pernikahan bohongan', perasaan bahwa semua rute pelarianku ditutup satu demi satu itu melebihi imajinasiku.

 Aku sepenuhnya menyadari betapa seriusnya masalah ini kalau aku mengatakan sesuatu seperti kita bisa bercerai.

 Saat kami sedang menata meja dan menyelesaikan persiapan makan malam lainnya, ayahku datang dengan kue. Kue tersebut brukuran dengan diameter 24cm.

 "Ayah pulang. Ryoka-chan. Meskipun mungkin sebentar, kami senang kamu bersama kami."

"Eh, ah, terima kasih!"

 “Haha, tidak apa-apa kalau kamu berbicara seperti biasa. Oke sekarang, setelah ibu selesai berganti pakaian, bagaimana kalau kita berfoto dan merayakannya dengan gaya pesta besar?”

 “Ya, ayo lakukan itu!”

 Dengan semangat itu dimulailah pesta perayaan kedatangan Ryoka dirumahku.

 Di tengah makan malam, Ryoka dan aku mendapatkan serangan pertanyaan dari ibu dan ayah yang tak henti-hentinya.

~•~


Sebelumnya|Semua|Selanjutnya

Suport admin

Related Posts