Ore no Oyome-san, Hentai Kamo Shirenai-Zero Kyori datta Osananajimi, Kekkon Shita Totan Sokuochi Shite Ore ni Muchuu desu Chapter 16

 

Chapter 16: Akhir dari Kencan Adalah Awal dari Kehidupan yang Dimanjakan


 “Aku sangat bersenang-senang hari ini!”

 Menjelang senja, setelah menikmati akuarium sepenuhnya, kami mulai berjalan pulang.

 Dengan bau air yang tertinggal di udara, aku mengingat kenangan hari ini.

 "Ah!" (Yuki) 

 "Yuki. Jangan lupa bahwa kamu mengatakan bahwa kamu akan melindungiku saat di tadi di area ikan kecil?" (Ryoka) 

 Dia mengatakan itu dengan sengaja.

 Aku dengan pelan mengetuk kepala Ryoka. 

 "Aku tidak akan pernah melupakannya, jadi jangan khawatir." (Yuki) 

 "Tunggu, kenapa kamu mengetuk kepalaku?" (Ryoka) 

 “Kamu mengatakan hal yang bodoh.  Apakah aku terlihat seperti tipe pria yang mengatakan dia akan melindungimu dan kemudian segera berubah pikiran?" (Yuki) 

 "Ya, aku mengerti. Itu membuatku merasa lega.” (Ryoka) 

 Dia terlihat lega.

 Saat kami meninggalkan akuarium dan menuju bus, kami berhenti di tempat dengan pemandangan yang cukup bagus.

 "Apakah kamu ingin melihat pemandangan ini sebentar?" (Yuki) 

 "Ya." (Ryoka) 

 Kami berdua memutuskan untuk melihat pemandangan sebentar. 

 Tentu saja, kami tidak tinggal di sini hanya untuk mengagumi pemandangan.

 Dengan tekad, aku mengeluarkan sebuah paket kecil dari tasku dan menyerahkannya kepada Ryoka, yang terpaku pada pemandangan itu.

 “Ryoka. Ini dia.” (Yuki) 

 "Ya ampun. Jangan memberiku barang-barang padaku dengan tiba-tiba dong." (Ryoka) 

 "Aku minta maaf. Aku salah." (Yuki) 

 "Lalu, apa ini?" (Ryoka) 

 “Ini hadiah untukmu. Meskipun ini tidak seberapa.” (Yuki) 

 Kencan pertama.

 Daripada memberikan hadiah yang sangat mewah, aku pikir hadiah yang sederhana akan lebih baik.

 Dengan pemikiran yang seperti itu, aku memberinya apa yang sudah aku pilih.

 "Apa ya, apa ya....hmm?" (Ryoka) 

 Dia membuka hadiah itu dariku dengan penuh semangat. 

 Sebelumnya aku sudah memberikan hadiah kepada Ryoka, tetapi ini adalah pertama kalinya aku memberinya hadiah sejak kami berdua menjadi sepasang kekasih.

 Saat menunggu reaksinya, aku menjadi gugup. 

 Setelah menelan ludah, isi dari kado itu akhirnya keluar dari bungkusnya.

 "Tas!" (Ryoka) 

 “Ini adalah hadiah pertama dariku. Kamu tidak ingin aku memberimu sesuatu yang aneh dan mewah, bukan?  Yah, kurasa itu bukan ide yang bagus untuk memberikannya pada kekasihku…….” (Yuki) 

 Akulah yang bertahan.

 Setelah aku memberikan kepadanya, aku menyesal apakah aku benar-benar melakukan hal yang benar.

 Dengan ketakutan, aku melihat reaksi Ryoka.

 “Tentu saja aku akan senang dengan apapun yang Yuki berikan padaku, kan?” (Ryoka) 

 "Bagaimana perasaanmu yang sebenarnya tentang tas itu?" (Yuki) 

 "Saat ini bukan hari ulang tahunku, dan ini bukan hari Natal, jadi aku yakin aku lebih suka mendapatkan hadiah yang tidak terlalu mewah." (Ryoka) 

 "Itu berarti ……" (Yuki) 

 “Maksudku, aku sungguh merasa senang. Karena hadiah ini diberikan kepadaku karena tasku yang sekarang sudah usang dan kotor, kan?” (Ryoka) 

 “Itulah yang aku maksud.” (Yuki) 

 “Ini adalah hadiah yang menunjukkan bahwa kamu sangat perhatian kepadaku. Bagaimana mungkin aku tidak bahagia, setelah menerima ini?” (Ryoka) 

 Dia mengatakan kepadaku dengan senyum lembut yang menjelaskan bahwa aku tidak perlu khawatir.

 Sepertinya hadiah oemberianku sukses.

 Detak jantungku belum mereda, tapi perasaanku sudah lega saat mendengar itu.

 "Itu sungguh melegakan." (Yuki) 

 “Maksudku, bukankah ini sedikit tidak adil?  Karena kamu tiba-tiba memberiku hadiah. Dan saat ini aku tidak menyiapkan apapun untukmu, kau tahu?” (Ryoka) 

 "Yah, karena ini adalah kejutan untukmu." (Yuki) 

 “Aku merasa ini tidak adail, jadi lain kali aku akan menyiapkan hadiah untuk membuat Yuki bahagia, oke?” (Ryoka) 

 “Baiklah, aku akan menantikannya.” (Yuki) 

 Setelah menyerahkan hadiah, kami berbicara sebentar, sambil melihat pemandangan.

 Ketika kamu pergi kencan dengan kekasihmu, dan semuanya berjalan baik.

 Saat itulah kita mungkin berciuman dan melakukan segala macam hal.
 
 Tapi kemudian aku menyadari bahwa itu tidak semuanya tentang hal-hal yang seksual.

 Sangat disayangkan untuk melangkah maju tanpa memperdalam hubungan secara perlahan dan pasti

 Ini pertama kalinya, dan aku bisa merasakan kebahagiaan yang tidak bisa aku rasakan sebelumnya.

 “Kau tahu, Yuki?” (Ryoka) 

 "Hmm?  Ada apa?" (Yuki) 

 "Aku hanya ingin memanggilmu saja." (Ryoka) 

 Senyum yang bersinar diarahkan kepadaku.

 Apakah aku bisa melindunginya? Aku ingat betapa khawatirnya dia.

 Maka aku akan melakukan apapun untuk melindungi senyum ini.

 “Baiklah, ayo kita pulang.” (Yuki) 

 “Ya, kurasa begitu.” (Ryoka) 

 Aku berhenti menatap pemandangan dan mulai berjalanberjalan kembali. 

 Jika kami berjalan perlahan di sepanjang jalan menuju halte bus, maka kami akan menemukan serangkaian tangga.

 Saat itu kami sedang menuruni tangga, yang agak tinggi.
 
 Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang berlari dengan cukup kencang menabrak punggung Ryoka.
 
 Jika dia berjalan di jalan yang rata, maka dia tidak akan jatuh.

 Tapi saat ini kita sedang menuruni tangga dan dia mendapatkan dorongan yang tidak terduga. 

 Sehingga dia tidak dapat mempertahankan keseimbangan tubuhnya, dan dia hampir jatuh.

 "Sialan, semoga masih sempat!" (Yuki) 

 Aku berhasil meraih tubuh Ryoka saat dia jatuh dari tangga, sehingga dia dan aku jatuh dari tangga bersama. 

 “Ittsu……” (Yuki) 

  Aku bisa mendarat di tanah dengan Ryoka yang masih baik-baik saja.

 Mungkin Ryoka selamat. 

 Tapi aku ...... Sepertinya aku dalam masalah.

 “Yu, Yuki!?  Apakah kamu baik-baik saja!?" (Ryoka) 

 "Ck, ah, ah." (Yuki) 

 Aku mengeraskan suaraku.

 Aku melihat kearah lenganku dan aku kemudian menjerit karena melihat kondisi lenganku, dan itu jelas tidak terlihat bagus.
 
 Aku tidak kehilangan kesadaran, tetapi aku merasakan rasa sakit di seluruh tubuhku dari atas sampai bawah.

 Aku kemudian masuk ke ambulans, yang mungkin dipanggil oleh orang tua dari anak laki-laki yang mendorong Ryoka tadi, dan kami langsung menuju ke rumah sakit terdekat.

 Anehnya, lenganku baik-baik saja, tetapi kondisi jari-jariku tidak baik, jadi aku harus menjalani operasi. 

 Itu adalah bencana yang cukup besar. 

****

 Yah, lucu untuk mengatakannya, karena aku patah tulang.

 Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, aku akhirnya diperbolehkan untuk pulang ke rumah. 

“Ups!”

 Ryoka, yang datang untuk mengantarku keluar dari rumah sakit, membantuku dengan membawa barang bawaanku. 

 Lengan kiriku baik-baik saja, tapi kurasa dia sangat perhatian kepadaku. 

 "Maaf merepotkanmu." (Yuki) 

 “Tidak apa-apa kok. Karena tanganmu yang satunya terluka dan kamu hanya bisa menggunakan tangan kirimu dan jika kamu membawa tas di tangan kirimu, itu akan sulit bagimu untuk berjalan, bukan?” (Ryoka) 

 "Aku mengerti apa yang kamu maksud. Aku sungguh minta maaf. Aku bahkan menyuruhmu mengantarku keluar dari rumah sakit.” (Yuki) 

 Rumah sakit tempatku dibawa berada di dekat akuarium.

 Aku menjalani operasi di sana dan dirawat inap di rumah sakit itu. 

 Tentu saja, butuh beberapa waktu samapai aku diperbolehkan untuk pulang ke rumah.

 Aku sangat berterima kasih kepada Ryoka yang  datang untuk menemaniku selama beberapa hari, termasuk menjengukku di rumah sakit.

 "Tidak, aku baik-baik saja. Aku baik-baik saja." (Ryoka) 

 "Yah, sudah lama aku tidak pulang." (Yuki) 

 Aku tidak berpikir akan memakan waktu selama ini untuk pulang dari akuarium.

 Dengan senyum pahit di wajahku, kami naik taksi untuk pulang, meskipun aku takut dengan ongkosnya.

****

 Dan ketika kami sampai di rumah, ternyata Ibu dan Ayahku masih pergi bekerja.

 Rasanya aneh berada di rumah untuk pertama kalinya setelah sekian lama.

 "Nah, bagaimana dengan biaya kecelakaannya?" (Ryoka) 

 “Sudah dipastikan bahwa kita akan membayar semua perawatan medis. Pengacara mengatakan bahwa aku dapat mengklaim sejumlah uang untuk ganti rugi." (Yuki) 

 "Aku lega mendengarnya." (Ryoka) 

 Biaya pengobatan, termasuk operasi dan rawat inap.

 Ini adalah pengeluaran yang menyakitkan, meskipun aku mempunyai uang dari memenangkan lotre.

 “Tidak nyaman rasanya, karena aku hanya bisa menggunakan …… tangan kiriku.” (Yuki) 

 "Bukankah ini sudah waktunya untukmu minum obat?" (Ryoka) 

 Ryoka menyiapkan air untukku meminum obat. 

 Aku menuangkan air ke wadah yang bercampur dengan obat yang saya dapatkan dari rumah sakit. 

 "Aku agak lelah. Aku akan pergi tidur." (Yuki) 

 Aku kemudian pergi ke kamarku dan tidur.

 Sudah lama sejak aku tidur di kasurku, yang benar-benar digunakan oleh Ryoka, karena aku kesulitan meletakkan futon dengan satu tangan.

 Ketika aku terbangun, ternyata hari sudah malam.

 Ketika aku pergi ke ruang tamu, ibu dan ayahku sudah pulang.

 Rupanya, mereka sedang membicarakan cederaku dengan Ryoka. 

 “Ibu, Ayah, aku pulang.  Dan selamat datang di rumah.” (Yuki) 
 
 “Yuki, selamat datang kembali.  Bagaimana lukamu?”

 "Masih sedikit sakit, tapi aku baik-baik saja." (Yuki) 

 "Aku senang mendengarnya. Omong-omong, sepertinya kamu sudah bisa membasuh tubuhmu sendiri, tetapi mandi untuk pertama kalinya dalam keadaan yang seperti itu. Selama kamu menutupi perban nya dan tidak basah, maka kamu baik-baik saja, kan? ”

 “Yah, kurasa begitu. Tapi itu sulit dilakukan dengan satu tangan, jadi mengapa kamu tidak membantuku dengan perban ini?” (Yuki) 

 “Ara~, kamu tidak perlu bertanya kepadaku, Yuki-kan punya istri yang cantik.”

 Ibu melihat ke arah Ryoka. 

 Kemudian Ryoka menggulung perban di tanganku.

 “Nah, masuklah……”

 Aku pergi ke kamar mandi dengan handuk dan pakaian di tangan kiriku, tapi entah kenapa Ryoka masuk ke kamar mandi juga.

 "Apa yang terjadi?" (Yuki) 

 “Ibu mertua bilang aku harus pergi untuk membantu Yuki mandi.” (Ryoka) 

 "…… Begitu ya. Kita bertingkah seperti sepasang kekasih, tapi secara formal kita adalah pasangan suami istri.” (Yuki) 

 "Jadi apa yang akan kamu lakukan?" (Ryoka) 

 "Aku akan masuk sendiri jika kamu tidak mau." (Yuki) 

 "Hmmm.  Jika aku mengatakan aku tidak keberatan, aku tidak keberatan, oke?  Tapi, kamu tahu, agak canggung untuk mengatakannya, bagaimana aku harus mengatakannya …… ​​” (Ryoka) 

 Ini adalah aku dan Ryoka, yang bahkan belum pernah berciuman sebelumnya.

 Memandikanku di kamar mandi, itu terlalu banyak rintangan.

 Hunungan kami bahkan berjalan dengan lambat.

 Tidak mungkin dia tidak bergeming saat melompati beberapa keadaan.

 Tapi, tiba-tiba…

 Ibu datang untuk memeriksa kami di ruang ganti.

 "Ara~, kalian belum masuk?"
 
 "Mengapa kamu datang?" (Yuki) 

 "Aku hanya mengkhawatirkan anakku saja."

 Setelah dia mengatakan itu, dia langsung pergi.

 Aku tahu karena kita adalah anggota keluarga.

 Ibu pasti akan kembali ke ruang ganti.

 Bagaimana jika Ryoka tidak membantuku dan hanya menungguku pada saat itu?

 Tentu saja dia akan curiga.

 Jika mereka mencurigai perselisihan, saat itulah campur tangan ibu akan menyerang kita.

 “Jika aku tidak membantu Yuki mandi, maka akan ada banyak masalah, jadi aku akan memandikanmu.  Maksudku, sejak awal Yuki terluka karena melindungiku bukan. Jadi biarkan aku membantumu sebagai gantinya oke?” (Ryoka) 

 "Aku mengerti. Kalau begitu, tolong ya.” (Yuki) 

 "Baiklah aku akan melilitkan handuk di pinggangmu, oke?" (Ryoka) 

 “Aku tidak memiliki hobi yang suka memamerkan tubehku kepada orang lain, jadi aku akan melakukannya sendiri. Berbaliklah." (Yuki) 

 Aku menyuruhnya berbalik kemudian aku melepas pakaianku.

 Setelah melilitkan handuk di pinggangku, Ryoka dan aku masuk ke kamar mandi.

 Aku duduk di kursi dan Ryoka mengambil spons dan mulai membasuh tubuhku.

 "Lagipula, bukankah kamu tidak perlu melakukan ini?" (Yuki) 
 
 Sekarang Ryoka juga ada di dalam kamar mandi.

 Kami adalah satu-satunya yang dapat mengetahui apa yang terjadi di dalam ruangan berkabut ini.

 Jadi ibu pasti mengira aku sedang mandi seperti biasa.

 Aku mengatakan kepadanya bahwa Ryoka tidak perlu repot-repot membasuh tubuhku. 

 "Aku merasa bersalah, sehingga kamu menjadi seperti ini, jadi biarkan aku yang merawatmu oke?  Sekarang, putar punggungmu. ” (Ryoka) 

 Ryoka mulai membasuh punggung dan lenganku dengan spons penggosok.

 Ketika dia mulai, pada awalnya aku sedikit malu tetapi secara mengejutkan baik-baik saja dengan itu.

 Seperti yang aku katakan pada Ryoka saat di akuarium, aku memiliki keinginan untuk dimanjakan.

 Aku bisa merasakan bahwa keinginan itu terpenuhi.

 “….. Sial, terlalu bagus jika Ryoka melakukan ini kepadaku….” (Yuki) 

 “Yah, saat di akuarium, Yuki ingin memanjakanku bukan? Dan saat aku bertanya kepadamu, kamu mengatakan bahwa kamu juga ingin dimanjakan.  Apakah kamu merasa sepertinya aku mengabulkan keinginanmu untuk dimanjakan? ” (Ryoka) 

 "Terdengar sangat berbahaya." (Yuki) 

 “Ehehe. Begitukah. Selanjutnya, aku akan melakukan yang terbaik. Apakah ada tempat yang gatal, pelanggan?” (Ryoka) 

 Dia menggosok tubuhku dan mencuci rambutku dengan hati-hati.

 Tak perlu ditanyakan, aku mencuci bagian-bagian penting dengan sendiri.

 Setelah pengalaman seperti itu, kami menyadari.

 "Kita tidak terlalu aktif secara seksual, kan?" (Yuki) 

 “Kurasa perkataanmu iti benar. Mengapa aku membasuh Yuki dengan normal tanpa ada masalah?  Jika saat ini dalam keadaan normal, aku yakin sesuatu pasti akan terjadi. ” (Ryoka) 

 “…… Yah, apakah ini yang seharusnya?” (Yuki) 

 “Umm, ya. Bukankah itu mungkin?” (Ryoka) 

 Mendengar jawaban Ryoka yang agak samar, aku mengambil keputusan.

 Seperti yang Ryoka juga katakan, kita tetap harus menghindari masalah seksual.

****

 Ini adalah pagi pertama di rumah setelah aku keluar dari rumah sakit.

 Aku terbangun sambil mengucek mataku.
 
 "Selamat pagi. Yuki." (Ryoka) 

 "Oh ya. Selamat pagi." (Yuki) 

 Aku membalas sapaan itu dan melihat ke arah Ryoka, yang sedang terbaring di sampingku.

 Celana sweternya sedikit melorot dan celana dalamnya terlihat.

 ……*glup …….

 Aku menelan ludah yang ada di mulutku.

 Kemarin, aku menyimpulkan bahwa kita masih perlu menghindari masalah seksual.

 Tetapi rangsangan itu menghantamku begitu keras sehingga aku hampir melupakannya.

 “Celanaku melorot.…… Oh, Yuki, kamu melihat celana dalamku yang terlihat dari celah celanaku yang terlepas, bukan?” (Ryoka) 

 Aku mendapat godaan favoritku.

 Dia akan mengatakan hal-hal ini, tetapi ketika aku membalas dengan sesuatu seperti, 'Oh, itu ecchi' dia mungkin akan langsung merasa malu ......

 "Aku tidak melihatnya." (Yuki) 

 "Sungguh, benarkah?" (Ryoka) 

 “Yah, baiklah aku akan mengatakannya kalau begitu. Itu terlihat agak echi.” (Yuki) 

 Ayo, katakanlah kalau kamu malu, seperti yang selalu kamu lakukan.

 "Eh? Oh, ya, aku mengerti. Hehe.” (Ryoka) 

 Ryoka yang pemalu seperti biasanya.

 Tapi hari ini, dia sedikit berbeda dari biasanya.

 “Mau bagaimana lagi kalau begitu. Hanya sedikit, oke?  …… Ya, sudah berakhir!” (Ryoka) 

 Dia melirik ke bawah celananya dan dengan malu-malu menunjukkan padaku pakaian dalamnya yang imut dan menggemaskan itu. 

 Aku penasaran kenapa dia melakukan hal itu kepadaku.

 Aku sudah terbiasa menyimpulkan bahwa kita harus tetap menghindari masalah seksual, tetapi sekarang semakin buruk.

 “…” (Ryoka) 

 "Hei, tenang, ada apa denganmu?" (Yuki) 

 "Tidak tidak. Tidakadad apa-apa, oke?" (Ryoka) 

 Aku ingin pelan-pelan namun akau harus menahan diriku dengan baik. 

 Tapi bisakah aku melakukannya tanpa menyerang Ryoka?

 “Oh, Yuki. Aku akan segera membawakan baju ganti untukmu, jadi tunggu ya." (Ryoka) 

 "Kamu tidak perlu melakukan sampai sejauh itu, kan?" (Yuki) 

 "Karena Yuki terluka sebab melindungiku, maka biarkan aku memanjakanmu, oke?" (Ryoka) 

 Dengan begini, hari-hariku yang dimanjakan oleh Ryoka-pun dimulai. 

~•~


<<Sebelumnya|Semua|Selanjutnya>>

Dukung Kami

Related Posts