Maigo ni Natteita Youjo wo Tasuketara, Otonari ni Sumu Bishoujo Ryuugakusei ga Ie ni Asobi ni Kuru You ni Natta Ken Nitsuite Volume 1 Chapter 10

 

Chapter 10:  Senyum Menakutkan yang Tersembunyi Di Balik wajah yang imut


 "Bagaimana?  Apakah kamu terkejut?” (Miyu-sensei) 

 Miyu-sensei, yang aku temui di luar gerbang depan rumah Aki, tertawa terbahak-bahak setelah mendengar ceritaku sesudah pulang dari sekolahan.

 Mengabaikan perasaanku, dia terus tertawa terbahak-bahak dan menganggapku konyol. 

 Aku ingin sedikit waktu untuk menjernihkan pikiranku dan aku harus pergi ke rumah Aki juga.  Untungnya, Emma masih tertidur, jadi aku bisa pergi tanpa hal yang merepotkan.

 Sesudah kepergianku, aku langsung mengunjungi toko roti dan membeli kue coklat favorit Aki, tapi sekarang aku pikir akan lebih baik jika aku tidak membeli kue dan menyebabkan masalah pada Miyu-sensei.

 “Aku tidak terkejut… tapi, katakan padaku… Apa yang sebenarnya terjadi?” (Akihito) 

 “Hei, jangan menatapku dengan tatapan yang seperti itu, oke?  Aku akan mengatakannya, pertama aku tidak ada hubungannya dengan kepindahan Charlotte. Dan ketika aku melihat alamat rumahnya Charlotte, aku menyadari ternyata dia tinggal di apartemen yang sama denganmu dan bersebelahan dengan kamarmu, hanya itu saja.” (Miyu-sensei) 

 Aku sedikit curiga bahwa Miyu-sensei-lah yang bekerja di belakang layar untuk membuat kejadian ini terjadi, tetapi tampaknya ini hanyalah suatu kebetulan saja. Yah, jika aku pikir-pikir lagi, memang tidak mungkin jika dia ikut campur dalam kejadian ini. 

 “Huh… Wajah seperti apa yang harus aku buat ketika aku pergi ke sekolah besok…” (Akihito) 

 “Hm?  Bukankah tidak apa-apa untuk datang dengan sikapmu yang biasa?  Apa yang perlu kau cemaskan?  Jangan bilang... Apakah kau jatuh cinta kepada Charlotte?” (Miyu-sensei) 

 “!!” (Akihito) 

 Miyu-sensei, yang mendengarkan monologku, melirikku dengan bingung.  Aku menggelengkan kepalaku dengan jengkel, untuk menyangkal tuduhannya, tapi itu hanya membuat Miyu-sensei semakin curiga.

 “A-apa itu?” (Akihito) 

 “Hei, Aoyagi.  Charlotte itu imut, kan?” (Miyu-sensei) 

 "Yah, ya, jika maksudmu secara umum, ya, dia memang imut." (Akihito) 

 "Dia orang yang baik, ramah, dan jujur, bukan?" (Miyu-sensei) 

 “Memang, langka untuk menemukan seseorang orang yang baik dan jujur di masyarakat akhir-akhir ini.” (Akihito) 

 "―― Sudah diputuskan!" (Miyu-sensei) 

 "Apa!?" (Akihito) 

  Tanpa aku sadari, aku meninggikan suaraku saat Miyu-sensei menatapku dengan ekspresi paham.  Wanita ini... Apa yang dia pahami setelah hanya menanyakan dua pertanyaan padaku?

 Yah, aku memang berbohong jika aku mengatakan aku tidak punya perasaan apa pun padanya. Tetapi tetap saja, aku tidak secara terbuka menunjukkan sikap yang menunjukkan bahwa aku menyukai Charlotte ... mungkin.

 Ya, mungkin…

 Ketika aku mengingat peristiwa yang terjadi hari ini, kepercayaan diriku menjadi semakin berkurang.  Aku ingin percaya bahwa kebenaran belum ditemukan ... Miyu-sensei memiliki intuisi yang baik, tapi aku harap dia belum sampai pada kesimpulan yang solid ...

 "Maksudku, kamu belum pernah menyebut seorang gadis dengan "imut" sebelumnya, kan?"(Miyu-sensei) 

 "Yah, aku hanya berbicara secara objektif." (Akihito) 

 “Lalu bagaimana dengan Aki? Meskipun aku kakak perempuannya, tapi aku pikir dia juga gadis yang agak manis, bukan? ” (Miyu-sensei) 

 “D-dia adalah junior, jadi aku tidak pernah benar-benar memandangnya seperti itu…” (Akihito) 

 “Jadi kamu hanya melihat Charlotte dengan cara itu, ya?  Kamu bahkan mengatakan bahwa dia imut. ” (Miyu-sensei) 

 "Oh itu…" (Akihito) 

 Perlahan-lahan, jalan pelarianku ditutup oleh Miyu-sensei.  Jika aku menyerah di sini, dia pasti akan menyatakan bahwa aku memang menyukai Charlotte. Namun, bahkan jika aku menyangkalnya, itu hanya bisa dianggap sebagai alasan saja.

 Dengan kata lain, aku sudah terpojok ...

 “Aoyagi, menyerah.  Kamu bingung setiap kali kita membicarakan tentang Charlotte. Bagaimana bisa seseorang tidak menebak kebenaran ketika pria yang tenang sepertimu tiba-tiba menunjukkan sikap seperti itu?” (Miyu-sensei) 

 Selagi aku memikirkan cara untuk keluar dari situasi ini, Miyu-sensei meletakkan tangannya di bahuku.  Matanya sepertinya berkata, 'Aku tahu bagaimana perasaanmu', sabil tersenyum ramah. Pada tatapannya itu, dia terlihat seperti seorang guru yang dengan lembut mengawasi murid-muridnya.

 ——Namun, aku tidak melewatkan momen penting sesaat di mana matanya seperti mengeluarkan kata, 'Aku menemukan sesuatu yang menarik.'

 Aku benci orang ini… Aku benar-benar sangat membencinya.

 “Ngomong-ngomong Sensei, kenapa kamu berdiri di depan pintu seperti itu?” (Akihito) 

 Aku bisa merasakan bahwa dia akan terus menggali situasi ini jika kami melanjutkan percakapan ini, jadi aku mencoba mengubah topik pembicaraannya.  Aku menanyakan alasan kenapa ketika aku tiba disini, Miyu-sensei bersandar di ambang pintu. Aku melihat dengan jelas bahwa dia seolah-olah sedang menunggu seseorang.

 “Aku tidak akan melepaskanmu dari percakapan ini, oke?” (Miyu-sensei) 

 Tentu saja, Miyu-sensei tidak akan membiarkanku lolos dengan mudah, tapi aku bisa menebak kenapa dia bersandar di pintu depan, dan aku segera mengambil tindakan.

 “Kamu pasti takut pada Aki, jadi kamu menungguku, bukan?” (Akihito) 

 “A-apa itu?” (Miyu-sensei) 

 Miyu-sensei berpura-pura tenang dan memiringkan kepalanya, tapi aku diyakinkan oleh kegagapan dalam suaranya.  Wanita ini terlalu takut pada Aki sehingga menungguku membawakan kuenya.

 Miyu-sensei, yang selalu ditakuti para guru di sekolah, ternyata sangat takut kepada adiknya.  Lebih tepatnya, dia takut kepada adik perempuannya ketika dia sedang marah.

 “Oh, Aki, maaf terlambat.” (Akihito) 

 “!?” (Miyu-sensei) 

 Saat aku berpura-pura memanggil seseorang di belakang Miyu-sensei, dia langsung menoleh ke arah belakang dengan panik. Aku yakin dia tidak akan bisa lolos dengan ini sekarang.  Dia sangat panik hanya karena aku menyebutkan Aki.

 Tentu saja, Aki tidak ada di belakang Miyu-sensei.  Aku hanya menggertaknya saja. 

 Pintu depan belum terbuka, jika dalam kondisi normal makan aku tidak akan pernah bisa menipu Miyu-sensei. Saat ini sepertinya Aki sedang dalam mood yang sangat buruk. Mungkin akan lebih baik jika aku menyerahkan kue ini kepada Miyu-sensei saja dan langsung kembali ke rumah sesegera mungkin.

 “Kau sudah berani menipuku ya, Aoyagi…?” (Miyu-sensei) 

 “Itu sebagai balasan atas perbuatanmu tadi. Lalu aku sudah membeli kue seperti yang dijanjikan, jadi aku akan langsung pergi dari sini.” (Akihito) 

 Aku pikir itu bukan ide yang baik untuk tetap berada di sini, jadi aku mencoba menyerahkan kue itu kepada Miyu-sensei dan akan langsung melarikan diri. Aku benar-benar tidak ingin terlibat dengan Aki ketika dia sedang marah.

 Namun, Miyu-sensei menolak untuk menerima kue tersebut.

 “T-tunggu!  Tidak masuk akal jika bukan kamu yang memberinya kuenya! Menurutmu untuk apa aku memberimu uang untuk membeli kue?" (Miyu-sensei) 

"Apa? Mungkin karena terlalu repot untuk pergi keluar dan membelinya sendiri, atau karena kamu bukan tipe orang yang suka membeli kue?" (Akihito) 

 "Apakah kamu serius!?  Apakah itu mungkin!?  Kemana perginya semua pemikiran bagusmu di saat seperti ini?” (Miyu-sensei) 

 Saat aku memiringkan kepalaku, Miyu-sensei mendekatiku dengan ekspresi terkejut.  Apakah yang aku katakan benar-benar aneh?  Aku tidak percaya bahwa kata-kataku tidak seperti biasanya ... Aku memiringkan kepalaku lebih jauh karena Miyu-sensei terus memandangiku semakin dekat.

 Tiba-tiba, aku mendengar sebuah suara lucu yang masih terdengar kekanak-kanakan. 

 “Kenapa kamu berbicara begitu keras di depan rumah, Onee-chan?  Apakah kamu pikir itu tidak akan mengganggu tetangga?”

 Aku panik dan melihat ke arah suara itu berasal.  Pada saat itu, pintu masuk tiba-tiba terbuka, dan di balik pintu itu, berdiri seorang gadis muda yang sangat cantik dengan rambut hitam berkilau diikat twin-tail di kedua sisi rambutnya.

 Aki Hanazawa, kohai-ku saat SMP dan adik perempuan Miyu-sensei.

 Aki membuat senyum manis di wajahnya, tapi suasana di sekitarnya tampak sedikit berbahaya. Itu artinya Aki sedang dalam mood yang buruk. Di depan junior yang imut namun menakutkan, Miyu-sensei dan aku membeku.

~•~


<<Sebelumnya|Semua|Selanjutnya>>

Dukung kami

Related Posts